|

6 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha yang Dianjurkan Rasulullah SAW

bagikan

Tahukah kamu ada 6 amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha yang dianjurkan Rasulullah SAW dimana ini merupakan momen yang sangat spesial dan paling ditunggu bagi umat Muslim di seluruh dunia.

6 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Selain menjadi waktu pelaksanaan ibadah kurban, hari besar ini juga penuh dengan berbagai amalan sunnah yang dianjurkan untuk memperkuat keimanan dan mempererat hubungan sosial. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas secara lengkap 5 amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha yang mengikuti tuntunan Rasulullah SAW berdasarkan sumber-sumber Islam yang terpercaya. Mari kita pahami mengapa dan bagaimana setiap amalan ini dapat kita laksanakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Berikut penjelasannya:

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

1. Menghidupkan Malam Takbiran

Malam sebelum Hari Raya Idul Adha dikenal sebagai malam takbiran, yaitu malam yang sangat dianjurkan untuk dipenuhi dengan lantunan takbir, shalawat, dzikir, dan shalat malam. Takbiran merupakan ucapan pujian kepada Allah SWT yang mengagungkan kebesaran dan keesaan-Nya.

Terdapat berbagai riwayat yang menegaskan keutamaan malam takbiran, salah satunya adalah bahwa malam ini termasuk waktu mustajab untuk berdoa. Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan berzikir dan memohon kepada Allah SWT agar segala hajat dan keinginannya dikabulkan.

Lafal takbir yang biasanya dikumandangkan sepanjang malam takbiran adalah:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.”

Melalui amalan ini, umat Muslim bukan hanya menyambut datangnya hari besar dengan penuh semangat, namun juga mendekatkan diri secara spiritual kepada Allah SWT. Menghidupkan malam takbiran juga mempererat ikatan ukhuwah Islamiyah karena takbir ini terdengar dan diucapkan bersama-sama oleh seluruh umat dari berbagai penjuru.

2. Mandi, Menggunakan Wewangian, dan Mengenakan Pakaian Terbaik

Sunnah berikutnya yang penting dijalankan di Hari Raya Idul Adha adalah mandi sebelum berangkat shalat Id. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya agar membersihkan diri sebagai bentuk penghormatan kepada hari yang suci ini. Mandi di sini bukan sekadar membersihkan fisik, tetapi juga simbol kesiapan hati dan jiwa untuk beribadah dengan kondisi yang suci dan segar.

Selanjutnya, memakai wewangian dan mengenakan pakaian terbaik juga dianjurkan pada hari raya. Wewangian menambah kesegaran dan rasa percaya diri, sedangkan pakaian terbaik menunjukkan sikap hormat dan kegembiraan atas datangnya hari besar.

Sahabat Nabi dikenal selalu memperhatikan kebersihan dan kerapihan diri saat menghadiri shalat Id. Rasulullah sendiri mencontohkan hal ini agar umat muslim memiliki etika yang baik dalam beribadah dan berinteraksi antar sesama.

Melakukan amalan ini menjadi wujud penghormatan kepada hari raya serta menambah rasa semangat dan kegembiraan dalam hati setiap muslim.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

shotsgoal apk  

3. Berangkat ke Tempat Shalat dengan Berjalan Kaki dan Mengambil Jalan Berbeda

Salah satu amalan sunnah yang unik di Hari Raya Idul Adha adalah berangkat ke tempat shalat dengan berjalan kaki. Rasulullah SAW selalu berangkat dan pulang dari shalat Id dengan berjalan kaki, sesuai riwayat dari Jabir bin Abdullah:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

“Rasulullah SAW ketika shalat ‘ied, beliau menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari No. 986)

Demikian pula riwayat dari Ibnu Umar ra.:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

“Rasulullah SAW biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, dan kembali juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah No. 1295)

Berjalan kaki menunjukkan kehambaan dan kesederhanaan umat Muslim, sekaligus menjadikan aktivitas shalat Id lebih bermakna karena melibatkan seluruh aspek fisik dan jiwa. Selain itu, dengan berjalan kaki, umat berkesempatan untuk bertemu dan bersilaturahim dengan sesama yang juga menuju ke tempat shalat.

Mengambil jalan berbeda saat berangkat dan pulang merupakan sunnah yang juga sarat kebijaksanaan sosial. Hal ini memungkinkan bertemu lebih banyak saudara sesama muslim sehingga tali persaudaraan semakin erat.

4. Tidak Makan Sebelum Shalat Idul Adha

Amalan yang membedakan Idul Adha dari Idul Fitri adalah sunnah untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat Idul Adha. Pada Idul Fitri dianjurkan makan dahulu untuk menyambut kemenangan setelah berpuasa, namun pada Idul Adha justru sebaliknya.

Tujuannya adalah supaya umat Islam merasakan nikmat dan berkah dari daging kurban yang disembelih setelah shalat. Dengan demikian, kenikmatan makan pertama kali di hari raya dirasakan bersama-sama dengan seluruh keluarga dan masyarakat.

Amalan ini mengajarkan nilai kesabaran dan rasa syukur yang mendalam atas limpahan rezeki yang Allah berikan. Makan setelah shalat menjadi momen yang sangat bermakna karena bukan hanya soal kenikmatan fisik, tapi juga simbol kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

Baca Juga: Habib Bahar Tajir Melintir, Raup Cuan dari Bisnis Air Doa!

5. Menunjukkan Keceriaan dan Mempererat Silaturahim

Menunjukkan Keceriaan dan Mempererat Silaturahim

Idul Adha adalah hari kemenangan dan kebahagiaan bagi umat muslim. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengajarkan agar hari besar ini dirayakan dengan penuh keceriaan dan semangat mempererat silaturahim.

Hal ini diwujudkan dengan senyum ramah, memberikan salam hangat, dan mengunjungi keluarga, tetangga, dan sahabat. Tindakan sederhana seperti bertegur sapa dan berbagi kebahagiaan mampu memperkuat ikatan sosial dan membuat suasana hari raya menjadi lebih bermakna.

Selain itu, ada nilai pendidikan untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian. Dengan saling berbagi dan menyambung tali persaudaraan, masyarakat menjadi lebih solid dan harmonis.

6. Melaksanakan Ibadah Kurban

Tentunya, amalan paling utama pada Hari Raya Idul Adha adalah pelaksanaan ibadah kurban. Menyembelih hewan kurban merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT berdasarkan perintah-Nya, sekaligus meneladani kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS yang penuh pengorbanan dan keimanan.

Kurban bukan hanya sekadar ritual, tapi juga simbol keikhlasan dan pengorbanan demi nama Allah. Hewan kurban kemudian dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan keluarga, sehingga keberkahannya bisa dinikmati bersama.

Pelaksanaan kurban mengajarkan umat Islam tentang pentingnya berbagi serta peduli terhadap sesama yang membutuhkan. Spirit berbagi inilah yang membuat Idul Adha terasa lebih lengkap dan membawa kesejahteraan sosial.

Kesimpulan

Itulah 6 amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha yang dianjurkan Rasulullah SAW, dimana ini bukan hanya sebatas pada hari raya saja, tapi juga bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian sepanjang tahun.

Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dianjurkan untuk menjadi pribadi yang selalu siap berkurban bagi kepentingan orang lain, entah itu berupa harta, waktu, tenaga, atau perhatian. Memiliki semangat berkurban ini akan memperindah karakter dan menjadikan kita lebih peka terhadap kebutuhan sesama.

Dengan begitu, makna sebenarnya dari Idul Adha dapat terus hidup dalam setiap langkah kehidupan umat muslim. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi update terbaru lainnya hanya di KEPPOO INDONESIA.


Sumber Informasi Gambar:

1. Gambar Pertama dari tirto.id
2. Gambar Kedua dari liputan6.com

Similar Posts