Paus Fransiskus Menyampaikan Pesan Terakhir di Perayaan Paskah, Seruan Damai dan Gencatan Senjata di Gaza
Pesan Terakhir Paus Fransiskus di Perayaan Paskah mengajak umat dunia untuk memperbaharui harapan akan perdamaian dan solidaritas kemanusiaan.
Pada perayaan Paskah tahun 2025 yang penuh makna, dunia menyaksikan momen emosional dan bersejarah saat Paus Fransiskus menyampaikan pesan terakhirnya kepada umat Katolik di seluruh dunia. Dalam pidato yang dibacakan oleh ajudannya di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Paus yang tengah berjuang melawan penyakit meninggalkan pesan kuat tentang pentingnya perdamaian dan solidaritas kemanusiaan, dengan penekanan khusus pada seruan gencatan senjata di Gaza.
Pesan ini sekaligus menjadi warisan spiritualnya sebelum meninggal dunia pada tanggal 21 April 2025. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tentang Pesan Terakhir Paus Fransiskus di Perayaan Paskah.
Pesan Perdamaian dan Kehendak Gencatan Senjata di Gaza
Dalam pesan Paskah yang dibacakan pada Minggu, 20 April 2025, Paus Fransiskus mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan akibat konflik Israel-Hamas yang berkepanjangan. Ia menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Menekankan perlunya pembebasan sandera dan akses kemanusiaan untuk membantu warga yang menderita kelaparan dan penderitaan.
Seruan ini merupakan permohonan yang memohon kepada para pihak bertikai agar mengakhiri kekerasan demi menghindari penderitaan lebih lanjut yang sudah sangat besar dirasakan oleh masyarakat Gaza. Beliau juga menyampaikan rasa solidaritas yang mendalam bagi seluruh rakyat Israel dan Palestina. Menyerukan agar konflik berkepanjangan tidak memperuncing permusuhan tapi diubah menjadi upaya damai yang nyata. “Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan untuk semua rakyat Israel dan rakyat Palestina,” tulis pesan yang sengaja dibacakan walaupun Paus kondisinya lemah.
Menolak Kebencian dan Menegaskan Nilai Toleransi
Paus Fransiskus tidak hanya menyoroti konflik secara langsung di Timur Tengah. Tetapi juga mengingatkan dunia akan bahaya meningkatnya antisemitisme di berbagai belahan dunia yang menjadi sebuah kekhawatiran serius bagi dirinya. Paus mengajak dunia untuk tidak membiarkan kebencian dan prasangka berakar dalam hati manusia, yang justru akan menimbulkan luka dan permusuhan baru.
Dalam pesan tersebut, Paus mengemukakan bahwa tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir. Serta rasa hormat terhadap pandangan orang lain. Pesan ini sangat relevan di tengah kondisi dunia yang penuh tantangan dari berbagai konflik bersenjata, ketegangan sosial, dan diskriminasi. Paus Fransiskus menegaskan bahwa hanya dengan mensuburkan sikap saling menghormati dan memahami. Umat manusia dapat mewujudkan perdamaian abadi yang selama ini diidamkan.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Harapan di Tengah Gelapnya Konflik Global
Perayaan Paskah tahun 2025 ini menjadi sangat spesial karena tidak hanya memperingati kebangkitan Yesus Kristus, simbol harapan dan kehidupan baru dalam kekristenan, tetapi juga disisipi dengan seruan kuat akan harapan perdamaian dunia. Paus Fransiskus mengajak umat untuk memperbarui harapan tersebut sebagai sebuah panggilan dan tugas bersama.
“Kita harus menghidupkan kembali kepercayaan antara sesama manusia, mengatasi ketakutan yang memecah belah, dan menolak isolasi. Cahaya Paskah mendorong kita untuk meruntuhkan tembok-tembok pemisah dan membangun solidaritas,” ungkapnya.
Selain isu Gaza, Paus juga menyerukan perlunya upaya damai di zona konflik lain seperti Ukraina, Sudan, Yaman, dan kawasan Kaukasus Selatan, menyuarakan doanya agar perjanjian damai dapat segera terwujud dan penderitaan rakyat berakhir.
Baca Juga: Tak Perlu Ribet, Begini Caranya Agar Mendapatkan WhatsApp Centang Hijau!
Momen Terakhir yang Penuh Makna
Meskipun dalam kondisi kesehatan yang menurun, Paus Fransiskus secara pribadi hadir di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa lebih dari 35.000 umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Dengan suara yang lemah dan terbata-bata, ia menyampaikan salam Paskah. Dan membiarkan ajudannya membacakan pesan perdamaian yang menjadi pesan terakhirnya yang disampaikan secara resmi kepada umat Katolik dan dunia.
Kehadirannya yang tampak lemahnya menambah kesan emosional dan menggetarkan ribuan orang yang hadir serta jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui siaran langsung. Ini sekaligus menjadi pengingat akan kerendahan hati dan keteguhan hatinya menjalankan tugas kepausan walau dalam kondisi fisik yang berat.
Warisan Spiritual yang Akan Terus Hidup
Paus Fransiskus meninggalkan warisan yang sangat kuat dalam bidang perdamaian dunia. Toleransi antaragama, serta perhatian mendalam terhadap kaum miskin dan terpinggirkan. Pesan Paskah terakhirnya menegaskan konsistensi perjuangan hidupnya untuk kemanusiaan yang adil dan penuh kasih.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut telah menjadi simbol kekuatan moral lintas batas agama dan bangsa. Dalam pidatonya, selalu ia mengajak dunia untuk mendahulukan kasih tanpa syarat, pengampunan, serta solidaritas. Perannya dalam diplomasi damai dan jembatan antarumat manusia akan dikenang sepanjang masa.
Kardinal Kevin Farrell juga menyampaikan bahwa sosok Paus Fransiskus adalah teladan kesetiaan pada nilai-nilai Injil yang penuh keberanian dan cinta universal bagi mereka yang paling membutuhkan. Oleh karena itu, meskipun jasadnya telah tiada, warisan moral dan rohaninya akan terus menyebar dan menginspirasi.
Reaksi Dunia atas Pesan dan Kepergian Paus Fransiskus
Berita meninggalnya Paus Fransiskus satu hari setelah perayaan Paskah mengguncang dunia. Para pemimpin dunia dan tokoh penting memberikan penghormatan tinggi kepada paus yang dikenal sebagai “suara perdamaian, toleransi, dan rekonsiliasi”.
Presiden Israel Isaac Herzog memuji belas kasih Paus yang tak terbatas terhadap masyarakatnya, sementara Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kepala Parlemen Eropa, Roberta Metsola, menghargai kepemimpinannya yang rendah hati serta senyum yang mampu merebut hati jutaan orang di seluruh dunia.
Paus terpilih sebagai pemimpin pertamanya dari Amerika Selatan dan Yesuit pertama dalam sejarah. Mencatat sebuah babak baru bagi Gereja Katolik dan menginspirasi jutaan orang untuk hidup lebih penuh kasih dan damai.
Kenangan Paskah Terakhir Paus Fransiskus
Pesan Paskah terakhir yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan perdamaian global bukan hanya sebuah arahan. Tetapi sebuah panggilan yang menggema kuat di hati umat dan dunia. Di tengah situasi konflik yang terus berlangsung dan kesulitan kemanusiaan yang akut, harapan akan perdamaian menjadi sangat berharga.
Dengan wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025. Umat Katolik dan dunia menghadapi kehilangan sosok pemimpin spiritual yang penuh perhatian. Namun misi dan nilai-nilai yang ia perjuangkan akan diteruskan oleh penerusnya dan dijaga oleh mereka yang terinspirasi.
Dalam setiap sunyi doa dan refleksi Paskah berikutnya, pesan sang Paus tentang cinta kasih. Penghormatan terhadap perbedaan, dan upaya damai akan menjadi benang merah yang mengikat hati manusia dalam kebersamaan dan harapan pada masa depan yang lebih baik.
Terima kasih telah mengisi waktu anda untuk mengetahui informasi ini. Mari simak berita-berita lainnya di KEPPOO INDONESIA kami akan memberikan banyak lagi informasi penting yang harus di ketahui
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama Tribunnews.com
- Gambar Kedua dari DetikNews.com