Alfian Tanjung Menolak Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia

bagikan

Alfian Tanjung, seorang penceramah dan dosen yang dikenal dengan pandangannya yang kontroversial, kembali menjadi sorotan publik.

Alfian-Tanjung-Menolak-Kehadiran-Paus-Fransiskus-di-Indonesia

Kali ini, pernyataannya tentang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Alfian Tanjung, yang juga dikenal sebagai pengamat anti-komunis, menyebut kedatangan Paus Fransiskus sebagai sesuatu yang meresahkan dan bahkan meminta agar Paus dideportasi. Berikut dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tuntas tentang berita terbaru yaitu Alfian Tanjung Menolak Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia.

Latar Belakang Konterversi

Alfian Tanjung adalah seorang penceramah dan dosen yang dikenal dengan pandangannya yang keras terhadap komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia sering kali menyuarakan kekhawatirannya tentang kebangkitan PKI di Indonesia, yang menurutnya masih menjadi ancaman bagi negara. Pandangan ini sering kali ia sampaikan dalam ceramah-ceramahnya, baik di masjid maupun di media sosial. Pada tahun 2017, Alfian Tanjung menjadi sorotan setelah menyebut bahwa 85% anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah kader PKI, yang berujung pada hukuman penjara karena dianggap menyebarkan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Selain itu, Alfian Tanjung juga pernah dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun pada tahun 2018 karena cuitannya di Twitter yang dianggap menyebarkan kebencian. Meskipun demikian, Alfian tetap teguh pada pendiriannya dan terus menyuarakan pandangannya. Ia sering kali mengkritik pemerintah dan tokoh-tokoh politik yang menurutnya tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini membuatnya menjadi figur yang kontroversial namun tetap memiliki banyak pengikut setia.

Baca Juga: Umat Non-Muslim Kumandang Adzan di Gereja Di Palestina 

Latar Belakang Alfian Tanjung

Alfian Tanjung lahir pada 1 Januari 1970 dan dibesarkan dalam keluarga religius di Deli Serdang, Sumatera Utara. Ayahnya adalah seorang ustadz dan guru ngaji, yang memberikan dasar pendidikan agama yang kuat bagi Alfian. Ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, dan kemudian di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Kariernya sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dan sebagai Wakil Ketua Komite Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menambah kredibilitasnya dalam komunitas Muslim.

Pandangan Kontroversial

Alfian Tanjung dikenal dengan pandangannya yang keras terhadap komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia sering kali menyuarakan kekhawatirannya tentang kebangkitan PKI di Indonesia, yang menurutnya masih menjadi ancaman bagi negara. Pandangan ini sering kali ia sampaikan dalam ceramah-ceramahnya, baik di masjid maupun di media sosial.

Kedatangan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, melakukan kunjungan apostolik ke Indonesia pada awal September 2024. Kunjungan ini termasuk Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, dan kunjungan ke Masjid Istiqlal. Kedatangan Paus Fransiskus disambut dengan antusias oleh umat Katolik di Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan Alfian Tanjung.

Pernyataan Alfian Tanjung

Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Alfian Tanjung menyebut kedatangan Paus Fransiskus sebagai sesuatu yang meresahkan umat Islam di Indonesia. Ia bahkan meminta agar Paus Fransiskus dideportasi kembali ke Vatikan. Menurut Alfian, kehadiran Paus Fransiskus tidak cocok untuk menimbulkan kerukunan, melainkan justru menimbulkan keresahan.

Sebetulnya Paus itu diminta atau segera dideportasi untuk segera pulang karena anda tidak cocok untuk menimbulkan kerukunan,” ujar Alfian dalam video tersebut.

Reaksi Publik Terhadap Alfian Tanjung

Pernyataan Alfian Tanjung ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mengkritik pandangannya sebagai tidak toleran dan tidak mencerminkan semangat kebhinekaan yang menjadi dasar negara Indonesia. Beberapa tokoh agama dan masyarakat juga menyayangkan pernyataan Alfian yang dianggap dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama.

Namun, ada juga yang mendukung pandangan Alfian Tanjung, terutama dari kalangan yang memiliki pandangan serupa tentang ancaman komunisme dan pentingnya menjaga keutuhan NKRI dari pengaruh asing.

Kasus Hukum Sebelumnya

Ini bukan kali pertama Alfian Tanjung menjadi sorotan karena pernyataannya yang kontroversial. Pada tahun 2017, ia pernah menyebut bahwa 85% anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah kader PKI, yang berujung pada hukuman penjara karena dianggap menyebarkan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pada tahun 2018, ia kembali dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun karena cuitannya di Twitter yang dianggap menyebarkan kebencian.

Aktivitas Dakwah

Selain ceramah di masjid dan kampus, Alfian Tanjung juga aktif di media sosial. Ia memiliki kanal YouTube resmi yang digunakan untuk menyebarkan dakwah dan pandangannya tentang berbagai isu sosial dan politik. Kanal ini memiliki banyak pengikut dan video-videonya sering kali mendapatkan ribuan hingga ratusan ribu penonton.

Kesimpulan

Alfian Tanjung adalah seorang penceramah dan dosen yang dikenal dengan pandangannya yang keras terhadap komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia sering kali menyuarakan kekhawatirannya tentang kebangkitan PKI di Indonesia, yang menurutnya masih menjadi ancaman bagi negara. Pandangan ini sering kali ia sampaikan dalam ceramah-ceramahnya, baik di masjid maupun di media sosial. Pada tahun 2017, orang ini menjadi sorotan setelah menyebut bahwa 85% anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah kader PKI, yang berujung pada hukuman penjara karena dianggap menyebarkan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Selain itu, orang ini juga pernah dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun pada tahun 2018 karena cuitannya di Twitter yang dianggap menyebarkan kebencian. Meskipun demikian, Alfian tetap teguh pada pendiriannya dan terus menyuarakan pandangannya. Ia sering kali mengkritik pemerintah dan tokoh-tokoh politik yang menurutnya tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini membuatnya menjadi figur yang kontroversial namun tetap memiliki banyak pengikut setia. Ketahui lebih banyak tentang berita terbaru dan viral yang ada di indonesia hanya dengan klik link berikut ini viralfirstnews.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *