Dua Jenderal Akpol 2000 Disorot, Skandal Harun Masiku & Isu Sensitif
Dua Jenderal Akpol 2000 Disorot Skandal Harun Masiku, Kombes Hendy Kurniawan diduga menghalangi penangkapan buronan.
Kasus ini menyeret nama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Isu sensitif lain menimpa lulusan Akpol 2000 berinisial D. Kurniawan terkait dugaan hubungan sejenis. Sorotan ini membuka berbagai pertanyaan mengenai integritas, transparansi, serta isu diskriminasi di tubuh kepolisian, dan menuntut perhatian serius demi reformasi institusi. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tentang Dua Jenderal Akpol 2000 Disorot, Skandal Harun Masuki & Isu Sensitif.
Kombes Hendy Kurniawan dan Kasus Harun Masiku
Kombes Hendy Kurniawan menjadi perhatian publik terkait kasus dugaan perintangan penyidikan yang melibatkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Nama Hendy muncul dalam kasus DPO Harun Masiku yang menyeret Hasto Kristiyanto. Hendy diduga menghalangi operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Hasto dan Harun Masiku di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada Januari 2020.
Dalam sidang praperadilan Hasto, tim hukum KPK mengungkapkan bahwa Hendy dan beberapa orang lainnya diduga menghalangi pengejaran terhadap Hasto dan Harun di PTIK. Tim KPK yang berjumlah lima orang dihentikan oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh AKBP Hendy Kurniawan. Petugas KPK diintimidasi, digeledah tanpa prosedur, dan alat komunikasi mereka disita. Mereka juga diminta menjalani tes urine, meskipun hasilnya negatif. Akibat kejadian ini, Harun Masiku berhasil menghilang dan hingga kini masih berstatus buron.
Mabes Polri menyatakan akan menindaklanjuti dugaan keterlibatan Hendy dalam penggagalan OTT KPK. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan tindak lanjut setelah menerima salinan informasi terkait kasus ini. KPK terus berupaya mengungkap pihak-pihak yang terlibat dalam hilangnya Harun Masiku dan upaya perintangan penyidikan yang terjadi lima tahun lalu.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Baca Juga: Miris! Gadis ABG di Gorontalo Diperkosa 20 Pemuda, Semua Pelaku Ditangkap!
Profil dan Kontroversi Hendy Kurniawan
Kombes Hendy Febrianto Kurniawan adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2000 yang berpengalaman di bidang reserse. Ia pernah bertugas sebagai penyidik muda KPK pada 2008-2012 sebelum kembali ke Polri. Selama berkarir, Hendy pernah menjabat sebagai Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2016), Kapolres Karawang (2017), dan bertugas di Bareskrim Polri pada 2018. Ia juga sempat menjadi Wadirreskrimsus di Polda Banten dan Polda Metro Jaya sebelum akhirnya menduduki jabatan Dirreskrimsus Polda Kaltara sejak 2022.
Hendy juga pernah tersandung kontroversi pada 2018 saat menjabat sebagai Kapolres Karawang. Dalam sebuah aksi unjuk rasa, ia mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyebut dirinya siap “menggulung siapa pun,” termasuk anggota Kopassus dan Marinir. Pernyataan ini menuai polemik hingga ia akhirnya meminta maaf dan dimutasi.
Kasus Harun Masiku: Suap dan Perintangan Penyidikan
Kasus Harun Masiku bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada 8 Januari 2020. Harun diduga menyuap Wahyu agar bisa lolos menjadi anggota DPR. Setelah lolos dari OTT, Harun Masiku menghilang dan menjadi buronan KPK.
Dalam perkembangannya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Hasto dijerat dengan dua kasus, yaitu suap dan perintangan penyidikan. KPK menduga Hasto terlibat dalam upaya penyuapan terhadap Wahyu Setiawan dan upaya membantu Harun melarikan diri.
KPK menemukan bahwa Hasto berupaya agar Harun menggantikan Nazaruddin Kiemas yang meninggal dunia sebagai anggota DPR. Hasto juga disebut memerintahkan Saeful Bahri untuk menemui Riezky Aprilia dan meminta untuk mengundurkan diri, namun ditolak. Sebagian uang yang digunakan untuk menyuap Wahyu Setiawan diduga berasal dari Hasto.
Isu Hubungan Sejenis di Kepolisian
Selain kasus Hendy Kurniawan, seorang lagi lulusan Akpol 2000 dengan inisial D. Kurniawan juga menjadi sorotan terkait isu hubungan sejenis. Isu LGBT di lingkungan TNI dan Polri menjadi perhatian karena adanya diskriminasi orientasi seksual dalam kasus-kasus yang melibatkan anggota aparat. Mabes TNI dan Polri mengklaim bahwa orientasi seksual seperti itu termasuk “perbuatan tercela dan tabiat yang dapat merugikan disiplin prajurit”.
Mabes Polri menyiapkan sanksi kode etik bagi anggota yang terlibat dalam LGBT. Aturan melarang setiap anggota Polri terlibat dalam LGBT secara eksplisit, sebagaimana diatur dalam Pasal 11 huruf C. Namun, tindakan yang disebut dengan tindakan LGBT oleh Mahkamah Agung, TNI, dan Polri tidak dianggap sebagai ‘gangguan identitas gender’ oleh WHO. Presiden Jokowi pernah menyatakan bahwa polisi harus melindungi kaum LGBT dan minoritas. Homoseksualitas dan LGBT bukan merupakan hal yang ilegal di Indonesia, dan terdapat tradisi dan budaya LGBT yang hidup dan penuh warna.
Kesimpulan
Kasus yang melibatkan dua lulusan Akpol 2000 ini menunjukkan berbagai permasalahan yang kompleks dalam institusi kepolisian. Dugaan keterlibatan Kombes Hendy Kurniawan dalam kasus Harun Masiku menyoroti pentingnya penegakan hukum yang transparan dan akuntabel. Sementara itu, isu hubungan sejenis yang menyeret D. Kurniawan, mengangkat isu diskriminasi dan perlunya perlindungan terhadap hak-hak minoritas di lingkungan kepolisian. Kedua kasus ini menjadi ujian bagi Polri dalam menjaga integritas dan profesionalisme sebagai penegak hukum.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya tentang Dua Jenderal Akpol 2000 Skandal Harun, kalian bisa kunjungi KEPPO INDONESIA, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.