Viral Pengantin Jember Lempar Celana Dalam, Mitos Penangkal Hujan!
Viral pengantin wanita di Jember yang lempar celana dalam nya saat hujan deras menjadi viral, memicu perdebatan tentang mitos atau fakta.
Tradisi ini dipercaya oleh sebagian masyarakat setempat sebagai cara untuk menghentikan hujan sementara waktu. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas video yang beredar luas di media sosial ini memperlihatkan bagaimana pengantin perempuan diarahkan untuk melepas celananya dan melemparkannya ke atap rumah saat hujan deras mengguyur.
Ritual Lempar Celana Dalam
Dalam video yang viral, terlihat sebuah keluarga sedang menyelenggarakan hajatan pernikahan. Di tengah hujan yang deras, pengantin perempuan melakukan ritual unik dengan melempar celana dalamnya ke atap. Perekam video tersebut mengatakan bahwa setelah celana dalam dilempar.
Cuaca menjadi terang benderang dan hujan berhenti. Video tersebut juga menyertakan keterangan yang menjelaskan bahwa ritual ini dipercaya oleh sebagian orang yang mengadakan acara seperti pernikahan atau khitanan untuk menolak hujan.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Mitos Penangkal Hujan
Aksi pengantin jember lempar celana dalam ini merupakan mitos yang dipercaya masyarakat dapat menangkal hujan deras dan membuat langit cerah. Masyarakat Jember dan sekitarnya mempercayai tradisi ini sebagai cara efektif untuk menghentikan hujan saat acara penting.
Bahkan, dalam beberapa video yang viral, dinarasikan bahwa hujan mereda tidak sampai lima menit setelah celana dalam dilempar ke atap. Kepercayaan ini telah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, meskipun tidak semua orang mempercayainya.
Baca Juga:
Tradisi dan Relasi Dengan Alam
Dosen Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, menjelaskan bahwa ritual ini merupakan bagian dari tradisi yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, fenomena ini adalah tradisi atau tindakan yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dalam bentuk relasi atau komunikasi dengan alam dan para penguasa alam.
Drajat menambahkan bahwa ada berbagai cara yang secara tradisional diturunkan untuk mengubah hujan. Celana dalam dalam konteks ini berperan sebagai semacam mantra atau atribut untuk menangkal hujan. Ia juga menyebutkan contoh lain seperti penggunaan cabai, bawang merah, atau sapu lidi yang dibalik sebagai peralatan untuk menghubungkan dengan kekuatan pengendali alam.
Mungkinkah Ada Penjelasan Logis?
Jika ditinjau dari sudut pandang ilmiah, tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa melempar celana dalam dapat menghentikan hujan. Ilmu pengetahuan modern menawarkan penjelasan yang lebih rasional terkait fenomena cuaca. Seperti modifikasi cuaca dengan teknologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Meskipun demikian, kepercayaan terhadap mitos ini tetap kuat di sebagian masyarakat karena faktor budaya dan pengalaman subjektif. Orang-orang yang masih melakukan tradisi ini mungkin pernah menyaksikan keberhasilan secara kebetulan di masa lalu, yang kemudian memperkuat keyakinan mereka.
Mitos vs Fakta?
Tradisi lempar celana dalam untuk menangkal hujan adalah contoh menarik dari bagaimana mitos. Kepercayaan tradisional masih hidup berdampingan dengan pengetahuan ilmiah modern. Sementara sebagian masyarakat terus melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya, yang lain melihatnya sebagai kepercayaan yang tidak memiliki dasar ilmiah.
Perdebatan antara mitos dan fakta ini kemungkinan akan terus berlanjut, mencerminkan kompleksitas hubungan antara manusia, alam, dan kepercayaan. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik tentang berita terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya di Berita Viral.