Aksi May Day di Semarang Berujung Ricuh: Empat Mahasiswa Jadi Tersangka

bagikan

Aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional atau May Day di Semarang pada tanggal 1 Mei 2025 berakhir ricuh, empat mahasiswa sebagai tersangka.

Aksi May Day di Semarang Berujung Ricuh: Empat Mahasiswa Jadi Tersangka

Massa yang awalnya menyuarakan aspirasi buruh berubah menjadi kericuhan yang melibatkan bentrokan dengan aparat kepolisian. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas kejadian ini menarik perhatian luas baik dari kalangan masyarakat, akademisi, dan aparat hukum karena dampaknya yang signifikan terhadap kebebasan berpendapat dan penegakan hukum di Indonesia.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Kronologi Kericuhan Saat Aksi May Day

Aksi May Day di Kota Semarang berlangsung di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah dan DPRD Jateng, yang awalnya berjalan damai. Namun sekitar pukul 17.15 WIB, situasi berubah menjadi kericuhan ketika massa aksi berusaha memaksa masuk ke area yang dijaga ketat oleh petugas kepolisian.

Demonstran melakukan pelemparan ke arah aparat sehingga polisi merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang sudah ricuh. Para demonstran kemudian berhamburan mencari perlindungan, namun belasan massa aksi yang mengenakan pakaian hitam berhasil ditangkap.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Identitas Mahasiswa yang Jadi Tersangka

Dari situasi penangkapan tersebut, empat mahasiswa ditetapkan resmi sebagai tersangka. Mereka berasal dari beberapa universitas di Semarang dengan inisial Ak, Ar, K, dan Af. Perguruan tinggi mereka adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Semarang (USM), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).

Sementara itu, tujuh mahasiswa lainnya yang sebelumnya ditahan telah dibebaskan karena tidak terbukti melakukan tindakan anarkis. Tim advokasi dan jaringan masyarakat sipil berupaya keras untuk mendampingi serta meminta penangguhan penahanan bagi para tersangka.

Baca Juga:

Upaya Pendampingan & Penahanan

Tim advokasi yang terdiri dari pengacara dan sejumlah organisasi masyarakat sipil segera merespons penetapan tersangka ini dengan berupaya menjaga hak-hak hukum mahasiswa. Mereka telah mengajak keluarga dan rekan-rekan mahasiswa membuat surat permohonan penangguhan penahanan agar proses hukum dapat berlangsung secara adil dan tidak berlebihan.

Pendamping hukum Fajar Muhammad Andhika menegaskan keprihatinan mereka terhadap penahanan yang dianggap sementara terlalu cepat dan berharap keadilan ditegakkan tanpa mengorbankan kebebasan berpendapat mahasiswa.

Situasi Di Lapangan & Penangkapan Selain Mahasiswa

Situasi Di Lapangan & Penangkapan Selain Mahasiswa

Peristiwa di Semarang tidak hanya diwarnai oleh bentrokan fisik, tetapi juga ada isu sandera intelijen. Massa aksi dilaporkan sempat menyandera seorang anggota intel kepolisian yang dikenali sebagai Yanto, seorang brigadir intel, dalam durasi beberapa jam. Insiden ini menambah ketegangan di lapangan dan memicu negosiasi antara aparat dan kalangan mahasiswa.

Pakar hukum pidana menilai perbuatan menyandera ini dapat dikenakan pasal perbuatan tidak menyenangkan sesuai KUHP, walau tidak sampai menimbulkan kekerasan fisik langsung. Di sisi lain, polisi melakuan penyisiran sampai ke kampus Undip, dan ribuan mahasiswa berusaha menghindar untuk terhindar dari penangkapan.

Dampak di Kampus & Respons Universitas

Kondisi di beberapa kampus yang terlibat, terutama Universitas Diponegoro (Undip), menjadi cukup mencekam. Gerbang kampus ditutup dan dijaga ketat oleh mahasiswa pasca-kericuhan untuk menghindari aksi penangkapan lebih lanjut. Negosiasi antara pihak kampus, mahasiswa, dan kepolisian dilakukan secara intensif untuk meredakan ketegangan.

Dalam upaya penyelesaian, anggota intel yang disandera berhasil dibebaskan setelah komunikasi yang baik dilakukan antara Wakil Kepala Polda Jawa Tengah dengan pihak rektorat Undip. Situasi ini menunjukkan bagaimana kampus tidak hanya menjadi tempat pendidikan tetapi juga arena yang sangat strategis dalam dinamika sosial-politik.

Kesimpulan

Peristiwa May Day di Semarang 2025 menggambarkan bagaimana demonstrasi yang bertujuan untuk menyuarakan hak-hak pekerja rentan mengalami eskalasi menjadi konflik yang meruncing. Penetapan mahasiswa sebagai tersangka menunjukkan sisi penegakan hukum yang mesti seimbang antara menjaga ketertiban dan menghargai kebebasan berekspresi.

Komunitas akademik dan masyarakat sipil menunjukkan solidaritas dengan mempelajari ulang batasan-batasan hukum yang harus dijunjung dalam situasi demo. Di sisi lain, aparat kepolisian dihadapkan pada tugas berat dalam mengelola massa tanpa harus menimbulkan luka sosial lebih dalam.

Kasus ini membuka ruang diskusi penting terkait perlindungan hak demokrasi dan keterlibatan mahasiswa sebagai agen perubahan sosial. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik tentang berita terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya di Berita Viral.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari melihatindonesia.id
  2. Gambar Kedua dari pantura.tribunnews.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *