Cut Intan Nabila – Alami KDRT Dari Sang Suami
Cut Intan Nabila adalah selebgram sekaligus mantan atlet anggar yang baru saja mengungkapkan perilaku kelam suaminya. Pada 13 Agustus 2024, ia memposting video rekaman CCTV dirinya jadi korban kekerasan sang suami.
Dari video tersebut, terlihat dirinya ditendang, dipukul, hingga ditonjok di beberapa area tubuh. Video tersebut pun sudah ditonton sebanyak 167 juta kali di Instagram, Suaminya, Armor Toreador ditangkap polisi usai tersebarnya video tersebut, dan klik link berikut untuk mengetahui informasi atau update terbaru dari kami hanya di KEPPOO INDONESIA
Cut Intan Nabila Disiksa
Video menunjukkan suami Intan, yaitu Armor Toreador memukuli Intan berkali-kali di bagian kepala. Ia juga menjambak rambut sang istri, lalu mendorong kepalanya ke kasur. Armor terus melakukan aksinya meskipun Intan sudah berteriak-teriak dan menangis kesakitan. Di akhir video, Armor bahkan tampak akan mencekik Intan di atas kasur. Hal yang membuat miris banyak warganet, aksi KDRT Armor ia lakukan di atas kasur tempat bayi mereka yang baru berusia dua minggu tidur. Bahkan berdasarkan video, kaki Armor sempat menendang bayi mereka yang tidur di sudut kasur.
Menurut Intan, aksi KDRT Armor bukan pertama kalinya terjadi. Melalui unggahannya, Intan menyebut bahwa Armor sudah kerap main tangan terhadapnya hingga berselingkuh, bahkan dengan temannya sendiri. “Sudah berkali-kali saya maafkan, tapi tak pernah terbuka hatinya, ternyata benar, perselingkuhan dan KDRT tidak akan pernah berubah,” tulis Intan.
Biodata Selebgram Cut Intan Nabila
Cut Intan Nabila merupakan selebgram muda asal Banda Aceh yang sering membagikan konten fashion dan gaya hidup. Ia mulai aktif di media sosial sejak 2019, saat masih duduk di bangku sekolah. Sebelum dikenal sebagai seorang selebgram, Cut Intan Nabila merupakan seorang atlet anggar. Ia beberapa kali terlibat dalam kejuaraan anggar tingkat kota hingga nasional. Melalui Instagramnya, ia pernah membagikan video mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Anggar 2018. Intan mendalami olahraga anggar di usia muda. Ia mengikuti pertandingan nasional saat masih duduk di bangku SMA. Intan menyelesaikan SMA-nya pada 2019. Ia sempat mengunggah momen terakhir bersama teman-temannya dari SMA Negeri 11 Banda Aceh, sebelum lulus melalui Instagram. Tidak lama setelah lulus SMA, Intan mengumumkan pertunangannya dengan Armor Toreador. Armor sendiri merupakan CEO dan pendiri PT Bisnis Cukur Nusantara.
Baca Juga: Berita Duka Ruri Repvblik Terlibat Kecelakaan Tunggal
Dampak KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki dampak yang sangat luas dan serius, baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, korban KDRT bisa mengalami berbagai macam cedera, mulai dari memar ringan hingga luka serius yang memerlukan perawatan medis. Dalam kasus ekstrem, KDRT dapat menyebabkan cacat permanen atau bahkan kematian. Selain dampak fisik, KDRT juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan seperti gangguan tidur, masalah pencernaan, dan masalah kesehatan jantung.
Secara psikologis, dampak KDRT sangat mendalam. Korban sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Rasa takut dan trauma yang berkepanjangan dapat mengganggu kesejahteraan mental mereka, serta mempengaruhi hubungan sosial dan kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari. Dampak ini juga bisa merembet ke anak-anak yang menyaksikan kekerasan, menyebabkan mereka mengalami gangguan emosional dan perkembangan yang bisa berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka.
Stigma dan Isolasi Sosial
Stigma dan isolasi sosial adalah dampak signifikan dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Rasa malu ini bisa menyebabkan korban merasa terasing dan kesepian, memperburuk dampak emosional dan psikologis yang mereka alami. Isolasi sosial terjadi ketika korban menjauh dari teman, keluarga, atau komunitas karena rasa malu atau ketakutan. Isolasi ini dapat memperburuk kondisi mental dan emosional korban, mengurangi akses mereka terhadap dukungan sosial yang penting. Ketika korban terisolasi, mereka kehilangan jaringan dukungan yang dapat membantu mereka pulih dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Korban KDRT sering menghadapi stigma dan penilaian negatif dari masyarakat. Hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dan enggan mencari bantuan. Stigma sosial juga dapat memperburuk rasa malu dan ketidakmampuan korban untuk berbicara tentang situasi mereka, menghambat upaya mereka untuk mendapatkan dukungan dan memulihkan diri.
Pecahnya Hubungan Keluarga
Pecahnya hubungan keluarga adalah salah satu dampak serius dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ketika terjadi kekerasan, seringkali hubungan antar anggota keluarga, seperti antara pasangan atau antara orang tua dan anak, mengalami keretakan yang mendalam. Ketegangan dan konflik yang ditimbulkan oleh kekerasan dapat mengganggu keharmonisan keluarga dan menyebabkan perpecahan, seperti perceraian atau pemisahan.
KDRT juga dapat mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. Anak-anak yang menyaksikan atau mengalami kekerasan seringkali mengalami trauma emosional yang dapat memengaruhi hubungan mereka dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Mereka mungkin merasa tertekan, cemas, atau marah, yang dapat mempengaruhi perilaku mereka dan kualitas hubungan keluarga. Selain itu, perpecahan dalam keluarga dapat mengganggu sistem dukungan dan kesejahteraan emosional setiap anggotanya, menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan stabilitas keluarga.
Dampak Sosial
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki dampak sosial yang luas dan merugikan. Di tingkat keluarga, KDRT sering menyebabkan keretakan hubungan antara pasangan dan anggota keluarga lainnya. Ketegangan dan konflik yang ditimbulkan dapat mengarah pada perceraian, perpisahan, atau penurunan kualitas hubungan, yang pada gilirannya mengganggu stabilitas dan keharmonisan keluarga. Anak-anak yang terlibat atau menyaksikan kekerasan sering mengalami gangguan emosional dan perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka dan kualitas hubungan sosial di masa depan.
Di tingkat masyarakat, KDRT dapat menyebabkan isolasi sosial dan stigma terhadap korban, mengurangi dukungan sosial yang mereka terima dan memperburuk kondisi psikologis mereka. Selain itu, KDRT menambah beban pada sistem kesehatan, hukum, dan sosial, dengan biaya yang tinggi untuk perawatan medis, dukungan hukum, dan layanan sosial. Dampak-dampak ini secara keseluruhan mengganggu kesejahteraan komunitas, mengurangi kualitas hidup, dan menciptakan tantangan tambahan bagi upaya membangun masyarakat yang stabil dan sehat.
Kesimpulan
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki dampak yang mendalam dan luas, baik secara individu maupun sosial. Secara pribadi, KDRT dapat menyebabkan cedera fisik dan gangguan kesehatan mental, serta merusak hubungan keluarga dan emosional korban. Di tingkat sosial, KDRT mengganggu keharmonisan komunitas, menambah beban pada sistem kesehatan dan sosial, serta menyebabkan stigma dan isolasi yang memperburuk kondisi korban. Upaya pencegahan, dukungan, dan intervensi yang efektif sangat penting untuk mengatasi dan memitigasi dampak-dampak negatif ini serta untuk membangun masyarakat yang lebih aman dan inklusif, klik berikut untuk mengetahui informasi atau update terbaru dari kami hanya di viralfirstnews.com.