Geger! Pemilik Panti Asuhan di Surabaya P3rkos4 Anak Asuhnya Hampir Tiap Hari
Polisi membeberkan fakta NK (60), pemilik panti asuhan di Surabaya memperkosa anak asuhnya selama sekitar 3 tahun.
Polisi menyebut, korban ternyata pernah dalam seminggu hampir setiap hari memperkosa korban. Fakta bahwa pelaku adalah seseorang yang dipercaya untuk merawat dan melindungi anak-anak justru menjadi ironi yang memunculkan rasa marah dan kecewa di kalangan masyarakat. Berikut ini KEPPOO INDONESIA akan membahas lebih lanjut lagi mengenai ulasan lengkap mengenai kasus ini.
Kronologi Kejadian
Di tengah kota Surabaya, sebuah kasus yang mengejutkan publik terungkap. Seorang pria berusia 60 tahun yang dikenal sebagai pemilik panti asuhan, NK, ditangkap oleh pihak kepolisian setelah dilaporkan melakukan kekerasan seksual terhadap salah satu anak asuhnya.
Kasus ini bermula dari laporan salah satu korban kepada pihak berwajib. Korban, yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, mengungkapkan bahwa ia telah menjadi korban kekerasan seksual oleh NK sejak ia tinggal di panti asuhan tersebut. Kejahatan ini diduga dimulai sekitar tiga tahun lalu.
Menurut keterangan polisi, NK tidak hanya memanfaatkan posisinya sebagai pemilik panti asuhan untuk melakukan kekerasan seksual, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan anak-anak asuhnya. Hal ini membuat para korban merasa tidak berdaya dan sulit untuk melapor atau mencari bantuan.
Pelaku diduga melakukan kekerasan seksual hampir setiap hari dalam seminggu terhadap korban yang berusia belasan tahun. “Tapi pernah dari korban mengaku dalam sepekan setiap hari,” kata Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Ali Purnomo, Senin (3/1/2025).
Korban yang tidak dapat melawan kekuatan pelaku merasa terperangkap dalam situasi yang sangat menyakitkan dan menakutkan. Pelaku bahkan melanjutkan aksi bejatnya dengan mengancam korban agar tidak menceritakan peristiwa tersebut kepada siapapun.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Proses Penyelidikan dan Penangkapan
Kasus ini akhirnya terungkap berkat kesabaran dan keberanian korban dalam mengungkapkan peristiwa yang menimpanya. Setelah berbulan-bulan mengalami kekerasan seksual, korban akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan seorang teman dekat yang kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
Setelah itu, penyelidikan dimulai dan pihak kepolisian berhasil mengumpulkan bukti yang cukup kuat untuk menangkap pelaku. Menurut polisi, pelaku telah mengakui perbuatannya, meskipun pada awalnya ia membantah tuduhan tersebut.
Berbagai bukti, baik berupa saksi mata dan bukti fisik lainnya, akhirnya berhasil menguatkan dugaan polisi bahwa NK memang melakukan tindak kekerasan seksual terhadap anak asuhnya secara berulang-ulang. Penangkapan pelaku ini menjadi simbol dari upaya penegakan hukum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Baca Juga:
Modus Operandi Pelaku
“Alasannya karena korban tidak kuat menahan, lalu melaporkan ke LBH dan disampaikan ke kami. Kemudian kami lakukan pendalaman,” ujarnya. Sedangkan terkait panti asuhannya, Ali menyebut sebenarnya ada izinnya. Namun izin itu tak diperpanjang setelah bercerai dengan istrinya.
Farman mengatakan modus Nurherwanto yakni mengajak anak asuh ke kamar kosong untuk melancarkan aksi itu. Menurut Farman, ada lima anak di panti tersebut. Kelimanya menjadi korban. Saat pelaku melakukan aksinya pada 30 Januari 2024, tiga anak panti asuhan melarikan diri.
“Untuk izin yang diteliti sebenarnya ada izinnya, kemudian 2022 itu izin sudah habis tapi tidak diperpanjang karena ada beberapa masalah yang menyebabkan tidak diperpanjang, lalu itu menjadi milik perorangan dari tersangka ini,” tandas Ali.
Dampak Psikologis pada Korban
Tindakan keji yang dilakukan NK tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga meninggalkan luka mendalam pada psikologis para korban. Anak-anak tersebut, yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang di panti asuhan, justru mengalami trauma akibat perlakuan buruk dari orang yang seharusnya mereka percayai.
Para ahli psikologi yang terlibat dalam kasus ini menyebutkan bahwa trauma akibat kekerasan seksual pada anak-anak dapat bertahan seumur hidup jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa para korban mendapatkan pendampingan psikologis yang memadai.
Respons Publik dan Upaya Penanganan
Kasus ini memicu kemarahan publik, terutama masyarakat di Surabaya. Banyak yang mengecam tindakan NK dan menuntut hukuman seberat-beratnya bagi pelaku. Tidak sedikit juga yang menyerukan pengawasan lebih ketat terhadap lembaga-lembaga seperti panti asuhan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sementara itu, pihak kepolisian terus mendalami kasus ini untuk memastikan bahwa semua korban mendapatkan keadilan. NK telah ditahan, dan proses hukum terhadapnya terus berjalan. Polisi juga mendesak masyarakat untuk melaporkan segala bentuk kekerasan atau eksploitasi yang terjadi, terutama terhadap anak-anak, agar dapat ditangani dengan cepat.
Pentingnya Perlindungan Anak di Indonesia
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan anak di Indonesia. Anak-anak, terutama yang berada di panti asuhan atau lembaga serupa, sering kali menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa hak-hak mereka terlindungi.
Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk memperketat pengawasan terhadap panti asuhan, memberikan pelatihan kepada pengelola lembaga terkait hak-hak anak, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaporkan kekerasan terhadap anak. Ikutin terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap hannya di KEPPOO INDONESIA.