Gencatan Senjata Dilanggar, Israel Lancarkan Serangan Mematikan ke Gaza
Gencatan senjata yang sebelumnya disepakati antara Israel dan kelompok militan di Gaza kembali dilanggar setelah Israel melancarkan serangan udara mematikan ke wilayah tersebut.
Serangan ini terjadi akibat klaim Israel atas adanya serangan roket dari Gaza yang dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanannya. Serangan udara tersebut menghantam beberapa titik strategis di Gaza, termasuk permukiman padat penduduk, yang mengakibatkan jatuhnya sejumlah korban jiwa, termasuk warga sipil.
Situasi ini semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut, memicu kecaman internasional, dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Upaya diplomatik untuk menghentikan kekerasan pun terus diupayakan oleh berbagai pihak, meski belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas lebih lanjut lagi tentang dilanggarnya gencatan senjata yang sudah di sepakati oleh Israle dan Gaza.
Latar Belakang Konflik
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun, dengan akar permasalahan yang sangat kompleks, mulai dari perebutan wilayah hingga masalah politik dan ekonomi. Gencatan senjata yang sebelumnya disepakati antara kedua pihak kerap dilanggar, mencerminkan betapa rapuhnya perdamaian di kawasan tersebut.
Di tengah upaya internasional untuk mendamaikan kedua belah pihak, serangan-serangan baru yang mematikan kembali terjadi. Kali ini, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza yang menewaskan puluhan orang, termasuk warga sipil, anak-anak, dan perempuan.
Serangan Udara Israel ke Gaza
Pada Minggu dini hari, Israel meluncurkan serangan udara yang diklaim sebagai balasan atas roket-roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza. Serangan ini menghancurkan sejumlah bangunan dan menewaskan lebih dari 20 orang, termasuk beberapa anak-anak.
Serangan ini memicu kecaman dari berbagai pihak, terutama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi non-pemerintah yang peduli terhadap hak asasi manusia. Warga Gaza, yang sudah hidup dalam keterbatasan akibat blokade, kini harus menghadapi trauma tambahan akibat serangan tersebut.
Baca Juga:
Pelanggaran Gencatan Senjata
Israel melancarkan serangan ke Gaza hingga menyebabkan 27 orang tewas. Serangan ini terjadi di tengah proses gencatan senjata. Dilansir AFP, Rabu (15/1/2025), Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan 11 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Jalur Gaza tengah. Setelahnya, Israel menyerang rumah yang berisi remaja dan anak-anak di kota Deir el-Balah pada malam harinya.
Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun dan tiga remaja tewas akibat serangan itu. Israel juga manargetkan gedung sekolah yang dijadikan tempat perlindungan bagi warga Palestina. Sebanyak 7 orang tewas di sana. Padahal, warga Palestina tinggal di gedung sekolah karena mereka sudah tak punya rumah. Tempat tinggal mereka luluh lantak dihancurkan militer Israel.
Serangan ketiga militer Israel terjadi saat subuh-subuh. Serangan itu menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Nuseirat, menewaskan enam orang dan melukai tujuh lainnya. Tiga orang lainnya tewas usai militer Israel menargetkan kamp Al-Shati di Kota Gaza. Militer Israel mengakui melancarkan sejumlah serangan ke Gaza. Israel selalu beralasan mereka menargetkan Hamas.
Pada kenyataannya, banyak sekali korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan. Dalam 24 jam terakhir, militer Israel telah menyerang lebih dari 50 sasaran di Jalur Gaza. Serangan-serangan ini terjadi ditengah proses negosisasi gencatan senjata. Mediator gencatan senjata dari Qatar mengatakan negosiasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza berada dalam ‘tahap akhir’.
Reaksi Internasional
Serangan ini memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Negara-negara seperti Turki, Iran, dan Qatar dengan tegas mengecam tindakan Israel, sementara Amerika Serikat meminta kedua pihak untuk menahan diri.
PBB menyerukan segera diakhirinya kekerasan dan dimulainya kembali dialog damai. Namun, upaya internasional untuk menekan Israel menghentikan serangan udara sering kali tidak efektif, mengingat dukungan politik dan militer yang kuat dari sekutu-sekutunya.
Posisi Israel dalam Konflik
Israel beralasan bahwa serangan udara ini merupakan tindakan untuk melindungi keamanan nasional mereka dari ancaman roket yang dilancarkan oleh Hamas. Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka hanya menyerang target-target militer dan mengklaim berusaha meminimalkan korban sipil.
Namun, laporan dari lapangan menunjukkan bahwa banyak serangan juga mengenai infrastruktur sipil, termasuk rumah-rumah penduduk, yang memunculkan kritik atas kebijakan militer Israel.
Kondisi di Gaza Pasca Serangan
Setelah serangan, Gaza kini berada dalam kondisi darurat. Rumah sakit kewalahan menangani jumlah korban yang terus meningkat, sementara tim penyelamat masih mencari korban di bawah reruntuhan.
Banyak penduduk Gaza yang harus mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman. Akan tetapi, dengan wilayah Gaza yang kecil dan padat penduduk, menemukan tempat yang benar-benar aman menjadi tantangan besar bagi warga sipil.
Kesimpulan
Serangan mematikan yang dilancarkan oleh Israel ke Gaza setelah gencatan senjata dilanggar menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian yang coba dicapai di kawasan ini. Meskipun ada seruan dari berbagai pihak untuk menghentikan kekerasan dan mengutuk serangan-serangan tersebut, situasi di Gaza semakin memburuk.
Warga sipil menjadi korban utama dalam setiap eskalasi konflik ini, dan dampak kemanusiaannya semakin terasa di seluruh dunia. Konflik ini masih jauh dari penyelesaian, dan jalan menuju perdamaian nampaknya semakin sulit dicapai, meski ada upaya dari komunitas internasional untuk menengahi. Ikutin terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap hannya di KEPPOO INDONESIA.