Heboh! Anggota DPRD Lampung Sawer Dj, Ngaku Acara Keluarga

bagikan

Baru-Baru ini sebuah video viral memperlihatkan anggota DPRD Lampung yang sedang sawer DJ saat acara khitanan keponakannya tersebar luas.

Heboh! Anggota DPRD Lampung Sawer Dj, Ngaku Acara Keluarga

Aksi ini menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai reaksi menyangkut sikap, tradisi, serta peran dan tanggung jawab pejabat publik dalam menjaga citra mereka. KEPPOO INDONESIA akan membahas lebih dalam lagi mengenai anggota DPRD Lampung yang sawer DJ saat acara keluarga.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Momen Viral Sawer Uang di Acara Khitanan

Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Hatami sedang berjoget sambil menaburkan uang pecahan Rp50.000 ke arah DJ yang tengah menghibur para hadirin. Total uang yang disawer diperkirakan mencapai sekitar Rp3 juta.

Momen ini terjadi dalam suasana resepsi khitanan keluarga di Abung Pekurun, Kabupaten Lampung Utara pada Minggu, 11 Mei 2025. Aksi tersebut nampak spontan dan berlangsung di tengah keramaian tamu undangan yang menikmati hiburan, membuatnya menjadi sorotan publik.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

shotsgoal apk  

Klarifikasi dari Anggota DPRD Hatami

Saat dikonfirmasi terkait viralnya video tersebut, Hatami menjelaskan bahwa ia tidak menyangka aksinya akan tersebar dan menjadi perbincangan luas di media sosial. Ia menegaskan bahwa acara tersebut merupakan hajatan keluarga besar, yakni khitanan keponakannya, dan dirinya bertindak sebagai tuan rumah acara, bukan hanya sebagai tamu undangan biasa.

Penyaweran uang kepada DJ dianggapnya sebagai bagian dari tradisi dan ungkapan kegembiraan yang biasa dilakukan dalam sebuah perayaan keluarga. Hatami juga menyatakan bahwa ia hanya ingin memeriahkan suasana dengan ikut serta dalam hiburan yang ada.

Reaksi Masyarakat terhadap Aksi Sawer

Aksi Hatami ini menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat dan netizen. Sebagian orang melihat tindakan penyaweran uang dalam acara seperti khitanan sebagai tradisi yang wajar dan bahkan menjadi bentuk ungkapan suka cita. Namun, ada juga yang mengkritik tindakan tersebut, mengingat Hatami adalah seorang pejabat publik yang seharusnya mempertimbangkan citra dan kesopanan dalam bertindak, baik di acara resmi maupun non-resmi.

Kritikan tersebut dilandasi pandangan bahwa figur publik memiliki tanggung jawab lebih dalam menjaga perilaku agar tidak menimbulkan kontroversi. Atau salah tafsir yang dapat merusak reputasi individu maupun lembaga yang diwakilinya. Namun, di sisi lain, ada yang membela bahwa tradisi budaya serta ekspresi kegembiraan dalam acara keluarga juga penting dipahami secara kontekstual, terutama dalam budaya lokal seperti di Lampung.

Baca Juga: Direktur Utama Telkomsel Terseret Dugaan Korupsi Rp147 M, DPR Geram: Jangan Anggap Kami Buta!

Latar Belakang dan Kontroversi Sebelumnya

Latar Belakang dan Kontroversi Sebelumnya

Selain viral karena aksinya saat ini, nama Hatami sendiri sebelumnya pernah menjadi sorotan karena kasus hukum. Pada November 2020, Hatami terlibat kasus pencurian truk dan dijatuhi hukuman kurungan selama tiga bulan pada April 2021.

Meski demikian, ia kini aktif kembali sebagai anggota DPRD Kabupaten Lampung Utara dari Fraksi PKB. Kontroversi ini memunculkan kembali diskusi mengenai figur publik yang pernah bermasalah hukum namun tetap dipercaya menjabat posisi legislatif di daerahnya.

Implikasi Sosial dan Budaya dari Fenomena Viral Ini

Kasus viral penyaweran uang oleh anggota DPRD ini menunjukkan dinamika menarik antara budaya lokal dan eksposur media sosial di era digital saat ini. Tradisi memberi sawer di acara seperti pernikahan, khitanan. Atau sunatan memang sudah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia, yang sebagai simbol bentuk kebahagiaan dan keberuntungan.

Namun, ketika tindakan tersebut dilakukan oleh pejabat publik dan tersebar dalam konteks digital yang luas, hal itu sering kali menimbulkan interpretasi dan reaksi yang beragam. Fenomena ini menjadi pengingat penting bagi pejabat publik untuk selalu menjaga sikap. Tidak hanya dalam menjalankan tugas resmi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang mudah terekam dan tersebar.

Hal ini juga membuka diskusi mengenai batas antara tradisi budaya dan norma etika pejabat publik. Serta bagaimana kedua hal tersebut dapat diseimbangkan dengan bijaksana dalam menjaga citra dan kepercayaan masyarakat.

Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita viral dan terbaru hanya di KEPPOO INDONESIA.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari lenteratoday.com
  2. Gambar Kedua dari lampung.viva.co.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *