Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso, dan Beri Peringatan Keras Pada Gatot Nurmantyo
Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB Jaya), Rosario de Marshall atau yang lebih dikenal dengan nama Hercules, baru-baru ini membuat pernyataan minta maaf ke Sutiyoso , dan beri peringatan keras pada Gatot Nurmantyo.
Dalam sebuah video yang dipublikasikan di kanal YouTube GRIB TV pada Jumat (2/5), Hercules menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Letjen (Purn) TNI AD Sutiyoso. Namun menariknya, di waktu yang sama, ia justru memberi peringatan keras kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Konflik verbal ini menimbulkan pembicaraan hangat di berbagai kalangan dari warga biasa hingga pengamat politik.
Permintaan Maaf Hercules kepada Sutiyoso
Permintaan maaf Hercules muncul menyusul ucapannya yang dianggap kurang sopan terhadap Sutiyoso. Dalam pernyataan tersebut, Hercules menyebut dirinya “salah mengucap” dan menyesal atas kata-kata yang telah terlontar. Ia menegaskan rasa hormat dan kekagumannya terhadap Sutiyoso yang berasal dari Komando Pasukan Khusus Baret Merah.
Hercules berkata, “Karena Pak Sutiyoso dari komando pasukan khusus baret merah. Saya sangat hormat dan saya sangat kagum kepada beliau. Atas kesalahan saya kemarin salah mengucap itu saya minta maaf sebesar-besarnya,” yang diambil dari kanal YouTube GRIB TV pada Jumat (2/5).
Permintaan maaf ini menunjukkan sikap Hercules yang berusaha meredakan ketegangan sekaligus menghormati figur senior militer yang sangat dihormatinya itu. Hal ini penting mengingat Sutiyoso adalah sosok purnawirawan yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan memiliki pengaruh kuat di kalangan militer dan sipil.
Kontroversi Dengan Gatot Nurmantyo
Di sisi lain, hubungan Hercules dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo justru semakin memanas. Hercules mengaku tidak takut dengan Gatot, bahkan secara tegas membantah tuduhan Gatot yang menyebutnya dan organisasi GRIB sebagai premanisme.
Dalam video yang sama, Hercules menegaskan, “Aku enggak salah enggak punya salah dengan Pak Gatot loh. Pak Gatot sampai bicara premanisme, kurang ajar. Aku salah apa Pak Gatot? Pak Gatot yang aku hormati yang aku muliakan.”
Penolakan keras terhadap tuduhan premanisme ini juga disertai klaim bahwa ia dan anggota GRIB telah berusaha memperbaiki diri. Hercules menyatakan bahwa dirinya rutin pergi ke Tanah Suci serta aktif menyantuni anak yatim piatu sebagai bagian dari perubahan positif dalam perilakunya.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Sikap Hercules Terhadap Tindakan Anggota GRIB di Depok
Salah satu fokus utama dalam ketegangan antara Hercules dan Gatot adalah insiden pembakaran mobil polisi oleh anggota GRIB di Depok. Gatot Nurmantyo menganggap insiden tersebut sebagai perbuatan premanisme yang membahayakan negara.
Hercules, dalam pernyataannya, justru menyatakan dukungan penuh terhadap upaya kepolisian dalam menangani kasus tersebut. Ia mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Metro dan Kabagops Polres Depok untuk menindak pelaku.
“Kenapa sih Pak Gatot bicara masalah peristiwa Depok pembakaran mobil polisi saya sudah menelpon Pak Kapolda Metro Pak Karyoto, dan saya menelpon Kabagops Polres Depok,” kata Hercules.
Lebih lanjut, Hercules mendesak agar semua pihak yang terlibat dalam pembakaran dan penyerangan tersebut ditangkap secara tegas, bahkan memberikan pernyataan kontroversial terkait penindakan: “Saya meminta tindak mereka habis, tangkapin mereka semua yang terlibat di balik penyerangan mobil polisi yang dibakar, bila perlu tembakin kaki mereka.”
Permintaan Hercules kepada Gatot Nurmantyo untuk Memperbaiki Ucapan
Dari dinamika konflik verbal yang terjadi, Hercules juga meminta mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk memperbaiki pernyataan-pernyataannya yang dianggap berlebihan dan memicu ketegangan.
Ia berharap agar mereka bisa saling memaafkan dan memperbaiki kesalahan masing-masing demi menjaga keharmonisan dan ketertiban bangsa.
“Pak Gatot memperbaiki koreksi statement itu dan saya menahan diri mengoreksi apa-apa statement saya yang salah ya kalau memang bisa saling memaafkan,” ucap Hercules dengan nada harapan damai.
Pernyataan ini mencerminkan keinginan Hercules untuk mencari solusi atas konflik yang ada dan memperbaiki hubungan antar tokoh senior di kalangan militer dan sipil.
Baca Juga: Danjen Kopassus Geram, Foto Prajurit Dengan Hercules Bikin Geger
Latar Belakang Konflik
Kontroversi ini berawal dari pernyataan kontroversial Hercules yang menyebut Sutiyoso sebagai “orang tua yang sudah bau tanah”. Ucapan tersebut menjadi viral dan memicu kemarahan banyak pihak. Termasuk Gatot Nurmantyo yang melihatnya sebagai penghinaan terhadap sosok purnawirawan TNI yang dihormati.
Selain itu, pernyataan Sutiyoso sendiri yang mendukung revisi Undang-Undang Ormas membuat situasi semakin memanas. Sutiyoso menilai ormas terkadang berperilaku seperti preman dan mengkritik penggunaan atribut seragam ormas yang mirip tentara.
Pernyataan ini pun menjadi latar belakang Hercules mengkritik sikap purnawirawan TNI yang meminta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk dimakzulkan, yang dianggap tidak relevan oleh Hercules.
Reaksi Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo sebagai mantan Panglima TNI tidak tinggal diam atas pernyataan Hercules tersebut. Ia secara terbuka mengkritik keras ucapan Hercules yang dinilainya kurang ajar dan tidak sopan terhadap para purnawirawan. Termasuk Sutiyoso dan juga Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Gatot, ucapan seperti itu dapat merusak martabat para purnawirawan TNI yang selama ini berkontribusi pada negara.
Gatot bahkan menyebut GRIB Jaya yang dipimpin Hercules sebagai kelompok preman yang menyamar sebagai organisasi masyarakat. Ia menyampaikan hal ini dalam beberapa kesempatan di media sosial dan dalam podcast yang diunggah di platform YouTube.
Kompleksnya Dinamika Tokoh Militer
Permintaan maaf Hercules kepada Sutiyoso dan peringatan kerasnya kepada Gatot Nurmantyo menunjukkan betapa kompleksnya dinamika antara tokoh-tokoh militer yang kini berkiprah di ranah organisasi masyarakat dan politik.
Kedua tokoh yang dahulu berstatus purnawirawan militer kini menghadapi tantangan baru dalam menjaga martabat dan citra mereka di mata publik. Konflik verbal yang terjadi juga sekaligus menjadi refleksi penting mengenai bagaimana tokoh publik harus bijak dalam menyampaikan pendapat agar tidak memicu perpecahan.
Harapan ke depan adalah adanya dialog terbuka dan penyelesaian secara damai antara pihak-pihak terkait demi menjaga persatuan dan ketertiban di masyarakat. Semoga ketegangan ini bisa mereda dan para tokoh senior ini dapat menjadi teladan bagi generasi muda dalam bersikap dan bertindak.
Kesimpulan
Kasus Hercules minta maaf ke Sutiyoso dan beri peringatan keras pada Gatot Nurmantyo ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga etika komunikasi, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Keterbukaan untuk saling meminta maaf dan memperbaiki kesalahan akan sangat membantu membangun suasana harmonis dan kondusif.
Masyarakat dan pengamat kini menunggu langkah selanjutnya dari Hercules dan Gatot Nurmantyo. Apakah mereka dapat menahan diri dan menyelesaikan perbedaan pandangan secara dewasa dan konstruktif demi kebaikan bersama. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi update terbaru lainnya hanya di KEPPOO INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari
2. Gambar Kedua dari