Ini Alasan Immanuel Ebenezer Minta Motor Ducati & Uang Rp 3 Miliar
Immanuel Ebenezer kembali jadi sorotan publik dengan permintaan uniknya: sebuah motor Ducati terbaru dan uang tunai Rp 3 miliar.
Mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan ini sedang menghadapi badai hukum karena dugaan kasus pemerasan yang melibatkan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan.
Sebuah angka fantastis mencuat, yaitu Rp 3 miliar uang tunai, ditambah satu unit motor Ducati, yang diduga diterima Noel dari hasil tindak pidana ini. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran KEPPOO INDONESIA.
Skandal yang Bikin Heboh
Kabar ini tentu saja menggemparkan publik, terutama setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi menetapkan Noel sebagai salah satu tersangka dalam pusaran kasus ini.
Modus yang digunakan pun cukup mencengangkan. Di mana pihak-pihak yang membutuhkan sertifikasi K3, yang seharusnya hanya membayar sekitar Rp 275 ribu, dipaksa untuk merogoh kocek lebih dalam, hingga mencapai Rp 6 juta.
Nah, selisih inilah yang kemudian diduga dibagi-bagikan secara merata kepada berbagai pihak yang terlibat, dengan total dana yang terkumpul mencapai angka fantastis, Rp 81 miliar.
Yang lebih mengejutkan lagi, KPK mengungkapkan bahwa praktik pemerasan ini ternyata sudah berlangsung cukup lama, bahkan sejak tahun 2019.
Meskipun Noel baru saja dilantik sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada Oktober 2024, ia tidak hanya mengetahui adanya praktik korupsi ini, tetapi justru diduga turut serta dalam menikmati hasilnya.
Asep Guntur, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK. Dengan tegas menyatakan bahwa Noel membiarkan anak buahnya beraksi dan bahkan secara aktif meminta serta menerima sesuatu dari praktik haram ini.
Sebuah fakta mencengangkan adalah Noel diduga menerima uang sebesar Rp 3 miliar pada bulan Desember 2024. Hanya berselang dua bulan setelah ia resmi menjabat.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

Jaringan Korupsi dan Aliran Dana Haram
Kasus ini ternyata tidak hanya melibatkan Noel seorang. Irvian Bobby Mahendro, yang berperan sebagai pemberi. Diduga menerima aliran dana yang fantastis, mencapai Rp 69 miliar, dari tahun 2019 hingga 2024 melalui berbagai perantara.
Uang haram ini kemudian digunakan untuk berbagai keperluan pribadi, mulai dari belanja, hiburan, uang muka rumah. Hingga setoran tunai kepada Gerry Aditya Herwanto Putra (GAH) dan Hery Sutanto (HS).
Tidak hanya itu, sebagian dana juga digunakan untuk pembelian aset berharga seperti kendaraan dan bahkan penyertaan modal pada tiga perusahaan jasa K3 (PJK3).
Gerry Aditya Herwanto Putra, yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Pengujian dan Evaluasi Kompetensi Keselamatan Kerja Kemenaker (2022-2025), diduga menerima aliran dana sebesar Rp 3 miliar selama periode tahun 2020 hingga 2025.
Uang ini digunakan untuk kepentingan pribadi, pembelian satu unit kendaraan roda empat senilai sekitar Rp 500 juta. Dan transfer kepada pihak lain sebesar Rp 2,53 miliar.
Subhan, yang menduduki posisi Sub Koordinator Keselamatan Kerja Ditjen Bina K3 (2020-2025). Juga diduga menerima aliran dana mencapai Rp 3,5 miliar dari sekitar 80 perusahaan PJK3.
Dana ini dipakai untuk berbagai keperluan pribadi. Termasuk transfer kepada pihak lain dan penarikan tunai sebesar Rp 291 juta.
Baca Juga: Media Asing Beramai-Ramai Ikut Soroti OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer
Ducati “Bodong” yang Tersembunyi
Tidak hanya uang tunai, Noel juga tak sungkan-sungkan meminta satu unit motor Ducati mewah dari Irvian Bobby Mahendro. KPK bahkan mengungkap modus yang cukup unik yang digunakan Noel dalam melancarkan permintaannya ini.
Noel dengan santai bertanya kepada Irvian, “Saya tahu kamu main motor besar, ya. Kalau untuk saya, cocoknya motor apa?”. Sebuah kode yang cukup jelas, dan Irvian pun langsung mengerti. Ia segera mencarikan dan mengirimkan satu unit motor Ducati impian Noel ke kediamannya.
Motor Ducati ini rupanya dibeli secara off the road, yang artinya tanpa surat-surat resmi alias “bodong”. Sampai saat ini, proses pengurusan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) untuk motor tersebut belum juga dilakukan.
Ada dugaan kuat bahwa langkah ini sengaja dilakukan untuk menutupi jejak sumber dana dan identitas pembeli agar tidak mudah terdeteksi oleh pihak berwenang. Lebih lanjut, terungkap bahwa motor mewah itu sempat disembunyikan di rumah anak Noel sebelum akhirnya disita oleh KPK sebagai barang bukti.
Konsekuensi Hukum Immanuel Ebenezer
Kasus yang menjerat Noel ini sontak menjadi perhatian serius publik dan menguak adanya kelalaian yang fatal dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengawas.
Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka. Noel sempat menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan bahkan mengajukan permohonan amnesti atau penghapusan hukuman.
Namun, Presiden Prabowo Subianto bertindak tegas dengan langsung memecat Immanuel Ebenezer dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada malam hari setelah pengumuman penetapan tersangka oleh KPK.
KPK juga tidak tinggal diam. Mereka melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2025. Berhasil mengamankan 14 orang dari Kemenaker dan pihak swasta.
Dalam operasi tersebut, sejumlah barang bukti berharga berhasil disita, termasuk 15 unit mobil dan 7 unit sepeda motor. Deretan kendaraan yang disita ini cukup mewah, seperti Toyota Corolla Cross, Nissan GT-R, Palisade, Suzuki Jimny, Vespa Sprint S 150, Palisade hitam, Honda CRV, Jeep, Toyota Hilux, Mitsubishi Xpander, Hyundai Stargazer, BMW 3301, Vespa, Ducati Scrambler, Ducati Hypermotoroad 950, dan Ducati Xdiavel.
Dari Renovasi Rumah Sampai Duit Miliar-an
Lantas, apa sih alasan di balik permintaan uang sebesar Rp 3 miliar yang begitu besar itu? Ternyata, uang tersebut diminta untuk keperluan renovasi rumah pribadi Noel yang berlokasi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menjelaskan detailnya. Bahwa Noel secara langsung meminta uang tersebut kepada Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Irvian Bobby Mahendro (IBM).
Noel bahkan memberikan julukan khusus kepada Irvian sebagai ‘sultan’. Karena ia dianggap memiliki banyak uang di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ditjen Binwas K3).
Tanpa banyak basa-basi, permintaan Noel ini langsung disanggupi oleh Irvian. Menunjukkan adanya hubungan yang tidak wajar di antara keduanya.
Simak dan ikuti terus KEPPOO INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
- Gambar Utama dari www.merdeka.com
- Gambar Kedua dari www.liputan6.com