Kontroversi Undangan Akademisi Pro Israel, UI Akui Kesalahan dan Minta Maaf
Universitas Indonesia (UI) menjadi sorotan publik usai mengundang Prof. Peter Berkowitz, akademisi yang dikenal mendukung kebijakan Israel.
Undangan tersebut memicu kontroversi tajam di masyarakat karena dinilai tidak sesuai dengan dukungan mayoritas Indonesia terhadap Palestina. UI pun akhirnya mengakui kesalahan dalam proses seleksi dan meminta maaf kepada publik. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan memberikan ulasan mengenai permintaan maaf Universitas Indonesia, simak lebih lanjut.
Kontroversi Undangan Prof. Peter Berkowitz di UI
Kehadiran Prof. Peter Berkowitz, seorang akademisi dari The Hoover Institution di Universitas Stanford, dalam acara resmi di UI menimbulkan kritik luas di media sosial. Berkowitz dikenal vokal mendukung Israel dan memiliki latar belakang aktif dalam kebijakan yang kontroversial terkait konflik Palestina-Israel.
Banyak netizen dan kelompok masyarakat yang menganggap pengundangan ini tidak sensitif dan berpotensi memperkeruh situasi.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

Permintaan Maaf Resmi Dari Pihak UI
Menanggapi hal tersebut, UI melalui Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional, Arie Afriansyah, mengeluarkan pernyataan resmi yang mengakui kekhilafan dan kurang cermat saat melakukan pengecekan latar belakang pembicara.
UI mengutarakan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekurangan dalam proses verifikasi ini.
UI juga menegaskan tidak ada maksud politik atau dukungan kebijakan tertentu terkait pengundangan Berkowitz, yang murni bertujuan untuk memperkaya wawasan akademik.
Sikap UI Terhadap Konflik Palestina dan Israel
UI menegaskan posisi konsistennya mendukung kemerdekaan Palestina sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Sikap ini pernah secara resmi disampaikan oleh rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungan pada Januari 2025.
UI juga menolak segala bentuk penjajahan dan mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi agresi Israel. Pernyataan ini menegaskan bahwa undangan terhadap Berkowitz bukanlah representasi sikap institusi terhadap konflik tersebut.
Baca Juga:
Proses Seleksi dan Pertimbangan Akademik
Dalam proses pemilihan pembicara, UI menilai Prof. Berkowitz sebagai salah satu tokoh terbaik di bidang Sosial Humaniora serta Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di luar negeri. Undangan tersebut berdasarkan pertimbangan akademik, dengan tujuan menghadirkan perspektif dan wawasan baru kepada mahasiswa.
Namun, UI mengakui bahwa proses pemeriksaan latar belakang perlu dilakukan dengan lebih teliti agar tidak menimbulkan kontroversi yang merugikan semua pihak.
Reaksi Publik dan Dampak Kontroversi
Kontroversi ini menimbulkan gelombang kritik dan kecaman di sejumlah media sosial. Banyak warganet yang merasa kecewa atas keputusan UI karena dinilai kurang sensitif dengan perasaan dan dukungan rakyat Indonesia terhadap Palestina.
Namun, ada juga pihak yang memahami bahwa undangan tersebut bagian dari kebebasan akademik dan pertukaran ilmu pengetahuan tanpa memihak politik.
Situasi ini menjadi pembelajaran penting bagi UI tentang urgensi transparansi dan kehati-hatian dalam pemilihan narasumber.
Pelajaran dan Langkah Ke Depan Bagi UI
Sebagai respons atas kritik dan permintaan maaf, UI berkomitmen untuk lebih selektif dan sensitif dalam memilih pembicara tamu, terutama yang berasal dari luar negeri. Institusi ini berencana memperketat proses verifikasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
UI juga menegaskan tetap fokus pada penguatan akademik dan menjaga sikap netral dalam peran institusi pendidikan, sambil menjaga integritas dan keamanan warganya.
Kesimpulan
Kontroversi pengundangan Prof. Peter Berkowitz, akademisi pro-Israel, dalam acara di Universitas Indonesia pada Agustus 2025 memicu reaksi keras masyarakat. UI dengan rendah hati mengakui kesalahan dalam proses seleksi dan dengan tulus meminta maaf kepada publik. Meski demikian, UI menegaskan sikap konsistennya mendukung kemerdekaan Palestina sesuai amanat konstitusi Indonesia.
Kasus ini menjadi refleksi penting bagi institusi pendidikan untuk menjaga kehati-hatian dalam mengundang narasumber serta terus mengedepankan prinsip akademik yang netral dan sensitif terhadap isu sosial-politik global.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi KEPPO INDONESIA, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari viva.co.id