Miris! Remaja di Lampung Korban P3rkos4 Ayah dan Kakek Selama 1 Tahun
Kasus tragis datang dari Lampung, di mana seorang remaja perempuan menjadi Korban P3rkos4 yang dilakukan oleh ayah dan kakeknya sendiri selama satu tahun penuh.
Kejahatan ini terjadi di lingkungan rumah, tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi anak. Kasus ini tidak hanya mencerminkan rusaknya moral pelaku, tetapi juga menunjukkan adanya celah dalam perlindungan terhadap anak di masyarakat. Korban kini harus menghadapi trauma fisik dan psikologis yang mendalam.
Sementara publik menuntut keadilan dengan hukuman yang setimpal bagi para pelaku. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan perlunya penguatan sistem perlindungan anak. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas lebih lanjut lagi mengenai kasus korban pemerkosaan yang di alami remaja perempuan di lampung.
Kasus Kekerasan Seksual di Lampung
Sebuah kasus yang sangat memprihatinkan terjadi di Lampung, yang menyentak perasaan banyak orang. Seorang remaja perempuan berusia 15 tahun menjadi korban tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah dan kakeknya sendiri selama lebih dari satu tahun.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Kejadian ini mengungkapkan betapa rendahnya moralitas yang ada pada pelaku, yang seharusnya menjadi pelindung bagi korban, namun malah melakukan tindakan yang sangat tidak termaafkan. Masyarakat pun terkejut dengan peristiwa ini, yang akhirnya terungkap setelah korban berhasil menceritakan penderitaannya.
Awal Mula Terkuaknya Kasus
Kasus ini bermula di sebuah desa di Lampung, tempat korban tinggal bersama kedua orangtuanya. Selama lebih dari setahun, remaja ini mengalami kekerasan seksual oleh ayah dan kakeknya secara bergantian. Dalam waktu tersebut, korban tak mampu mengungkapkan penderitaannya karena ancaman dan ketakutan yang diberikan oleh para pelaku.
“Tindak pidananya ada unsur ancaman kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku, dengan ancaman membunuh jika tidak menuruti kemauan dari para pelaku,” ucapnya, Jumat. Menurut Yusriandi, peristiwa itu terbongkar setelah korban melapor kepada kakak dari ibu korban dan mengeluhkan rasa sakit pada kemaluannya.
“Hal ini terbongkar ketika korban melaporkan kejadian ini kepada kakak ibunya bahwa korban ada mengalami sakit pada bagian vitalnya,” ujar Yusriandi. Kedua pelaku masing-masing berinisial SH (44) dan AM (64). “Ayah SH (44) dan kakek AM (64) berhasil ditangkap oleh tim Tekab 308 Polsek Natar, lantaran setubuhi anak kandung sekaligus cucunya sendiri yang masih berumur 15 tahun,” Yusriandi.
Ia menjelaskan, korban melaporkan peristiwa itu pada 12 April 2024. Namun, perbuatan bejat terhadap korban dilakukan dalam kurun bulan Januari hingga Februari 2024. “Yang menjadi korban anak kita berusia 15 tahun, pelaku tidak lain adalah orang terdekatnya yakni bapak kandungnya dan kakek dari korban,” kata dia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan perbuatan itu karena istrinya sedang bekerja di luar negeri, sehingga dia melampiaskan nafsunya kepada korban. Saat polisi melakukan penangkapan, polisi menyita barang bukti berupa pakaian korban, sarung tersangka, sprei, sarung bantal dan pedang.
Baca Juga:
Dampak Psikologis Terhadap Korban
Tidak hanya secara fisik, korban juga harus menghadapi dampak psikologis yang mendalam akibat peristiwa traumatis yang dialaminya. Kekerasan seksual dapat menimbulkan efek psikologis jangka panjang, seperti rasa takut, cemas, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Selain itu, korban juga berisiko mengalami masalah dalam hubungan sosialnya, perasaan malu yang mendalam, serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Semua ini memperlihatkan betapa pentingnya penanganan yang cepat dan tepat terhadap kondisi psikologis korban agar ia bisa menjalani proses pemulihan.
Peran Keluarga dalam Perlindungan Anak
Keluarga seharusnya menjadi tempat yang aman bagi seorang anak. Rumah seharusnya menjadi lingkungan yang penuh kasih sayang, perlindungan, dan rasa aman. Namun, dalam kasus ini, keluarga justru menjadi tempat yang paling berbahaya bagi korban.
Ayah dan kakek, yang semestinya menjadi pelindung, malah menjadi pelaku tindak kekerasan seksual. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan pendidikan dalam keluarga terkait hak-hak anak, serta upaya pencegahan kekerasan seksual sejak dini.
Penanganan Hukum dan Proses Investigasi
Setelah korban berhasil melapor, polisi segera menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan penyelidikan dan menangkap para pelaku. Proses hukum yang melibatkan ayah dan kakek korban berjalan dengan cepat setelah adanya bukti-bukti yang cukup.
Tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak ini merupakan kejahatan yang sangat serius dan harus diusut tuntas. Pihak berwenang harus memberikan hukuman yang seberat-beratnya agar pelaku mendapatkan ganjaran yang setimpal dan memberikan efek jera kepada pelaku lainnya.
Para tersangka dijerat Pasal 81 ayat (3) Undang-undang RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang perlindungan anak menjadi undang-undang.
Kesmpulan
Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Masyarakat, terutama orang tua, harus lebih terbuka dalam mendidik dan melindungi anak-anak mereka. Penyuluhan mengenai bahaya kekerasan seksual dan cara melaporkan kejadian serupa sangat penting dilakukan di sekolah-sekolah maupun di lingkungan sekitar.
Masyarakat diharapkan terus mendukung korban kekerasan seksual dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang, terutama anak-anak. Dengan menjadikan kasus ini sebagai pelajaran, kita dapat berkomitmen untuk melawan segala bentuk kekerasan seksual dan menjaga integritas keluarga. Ikutin terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap hannya di KEPPOO INDONESIA.