Mobil RI 24 Terobos Jalur Bus Transjakarta Jadi Sorotan, Polisi Turut Terlibat?
Sebuah insiden yang melibatkan mobil Toyota Alphard berpelat RI 24 terobos jalur bus Transjakarta telah menjadi sorotan publik, memicu perdebatan mengenai aturan penggunaan jalur khusus tersebut.
Video yang viral di media sosial menunjukkan mobil mewah itu melaju di jalur busway dengan pengawalan dari pihak kepolisian, sementara lalu lintas di jalur reguler tampak padat. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang siapa sebenarnya pemilik pelat RI 24 dan mengapa kendaraan tersebut mendapatkan perlakuan khusus, sehingga memicu reaksi beragam dari masyarakat. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas mengenai Mobil RI 24 Terobos Jalur Bus Transjakarta Jadi Sorotan Polisi Turut Terlibat.
Reaksi dan Penjelasan Pihak Kepolisian
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argowiyono, menyatakan bahwa jalur Transjakarta seharusnya hanya diperuntukkan bagi kendaraan umum dan kendaraan dalam kondisi darurat. Pihaknya akan mengkaji lebih lanjut mengenai penggunaan jalur busway oleh kendaraan selain Transjakarta dan kendaraan darurat.
Argowiyono menambahkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi apakah keadaan darurat juga mencakup iring-iringan kendaraan tertentu seperti kendaraan kenegaraan, rangkaian resmi, kepresidenan, atau tamu negara. Dalam kondisi khusus, urgensi penggunaan jalur busway akan menjadi fokus kajian, termasuk kendaraan-kendaraan pengawalan.
Polda Metro Jaya berencana untuk berkoordinasi dengan PT Transjakarta untuk menghindari polemik di masyarakat. Terkait penggunaan jalur busway oleh kendaraan yang tidak sesuai dengan regulasi. Koordinasi ini bertujuan untuk menyelaraskan pemahaman dan penerapan aturan terkait penggunaan jalur Transjakarta. Polisi menekankan pentingnya evaluasi untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman di masyarakat.
Tanggapan Transjakarta
Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph. Menjelaskan bahwa hanya iring-iringan presiden yang diizinkan melintas di jalur busway, selain kendaraan dalam kondisi darurat.
Di luar kondisi tersebut, tidak ada pihak lain yang diizinkan untuk menerobos jalur Transjakarta. Pihak Transjakarta sendiri tidak memiliki wewenang untuk memberikan sanksi terhadap pelanggar aturan tersebut. Penindakan pelanggaran menjadi ranah kepolisian.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Baca Juga: Buang Anaknya ke Genangan Banjir, Ayah di Bekasi Ditetapkan Tersangka
Identitas Pengguna Pelat RI 24
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti siapa pejabat yang menggunakan pelat nomor RI 24 tersebut. Pada era Presiden Joko Widodo, pelat nomor ini biasanya digunakan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Namun belum ada informasi yang jelas mengenai penggunaannya di era pemerintahan Presiden Prabowo. Video viral ini menjadi perhatian publik dan memicu perdebatan mengenai aturan serta pengecualian dalam penggunaan jalur Transjakarta.
Upaya Yang Dilakukan Transjakarta
Transjakarta berupaya mencegah kejadian serupa terulang dengan memasang separator di setiap celah jalur, digitalisasi tilang elektronik (ETLE), dan kerjasama dengan kepolisian. Pemasangan separator bertujuan untuk menghalangi kendaraan yang tidak berhak masuk ke jalur Transjakarta.
Digitalisasi tilang elektronik (ETLE) akan membantu dalam penindakan pelanggaran secara otomatis. Kerjasama dengan kepolisian diperlukan untuk penegakan hukum dan menjaga ketertiban di jalur Transjakarta.
Sanksi Pelanggaran
Melanggar rambu lalu lintas, Mobil RI 24 Terobos Jalur Bus Transjakarta tanpa izin. Dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sanksi tersebut berupa pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000. Ikuti terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap hannya di Berita Viral.