Sakit Hati Disuruh Ceboki, Calon Ayah Tiri Tega Cabuli Balita di Jepara
Dalam sebuah insiden yang mengejutkan di Jepara, seorang calon ayah tiri tega melakukan tindakan tidak senonoh terhadap seorang balita.
Jepara kembali diguncang oleh peristiwa memilukan yang melibatkan seorang pria berinisial MAK (23). Pelaku tega mencabuli calon anak tirinya yang baru berusia 3,5 tahun hingga mengalami pendarahan serius. Kasus ini mendapatkan perhatian luas karena kekejaman dan motif di balik tindakan pelaku yang dinilai tidak manusiawi.
Kasus ini terungkap setelah keluarga korban menemukan kondisi balita tersebut dalam keadaan tidak wajar. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas lebih lanjut mengungkapkan bahwa motif pelaku adalah sakit hati karena diminta melakukan pekerjaan yang dianggapnya merendahkan dirinya.
Kronologi Kejadian Memilukan
Kejadian bermula saat pelaku, yang merupakan calon ayah tiri korban, tinggal bersama ibu korban di rumah mereka di Kabupaten Jepara. Pada hari kejadian, ibu korban meminta MAK untuk membantu merawat anaknya, termasuk membersihkan anak tersebut setelah buang air besar. Permintaan sederhana ini justru memicu kemarahan pelaku.
Dalam keadaan marah, MAK melampiaskan rasa frustrasinya dengan tindakan keji terhadap korban. Balita malang itu kemudian ditemukan oleh ibunya dalam kondisi lemah dan mengalami pendarahan. Ibu korban langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib, sehingga pelaku dapat segera diamankan.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Motif Pelaku: Sakit Hati Disuruh Ceboki
Pelaku, MAK, mengaku bahwa tindakan cabul yang dilakukannya terhadap anak tirinya dipicu oleh rasa sakit hati dan ketidakpuasan pribadi. “Motifnya, tersangka sakit hati dengan ibu korban (calon istri) karena suka marah-marah,” ujar Wakapolres Jepara Kompol Edy Sutrisno dalam keterangan tertulis, Senin (27/1).
Pelaku MAK (23) mengaku aksi bejat itu itu baru pertama kali dilakukan. Sebabnya, ia merasa sakit hati terhadap ibu kandung korban yang merupakan kekasihnya. “(Alasan sakit hati) Kalau malam itu, kalau (calon) istri saya tidur, saya disuruh nyebokin terus,” kata MAK.
Aksi bejat itu dilakukan pelaku dengan cara memasukkan jarinya ke dalam kemaluan korban. Akibatnya korban mengalami pendarahan hebat. “Tersangka melakukan pencabulan terhadap anak korban dengan memasukkan jari tengah ke alat kelamin korban sebanyak 2 kali,” jelas dia.
Meskipun alasan ini tidak dapat diterima atau dibenarkan, hal ini menunjukkan bahwa pelaku memiliki masalah pribadi yang seharusnya tidak melibatkan anak sama sekali. Untuk mengelabui calon istrinya, pelaku mengaku bila korban jatuh dan berdarah. Ia pun masih menemani korban di rumah sakit dan mengantar calon istrinya melapor ke Satreskrim Polres Jepara.
Baca Juga:
Proses Hukum yang Dihadapi Pelaku
Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan memberi efek jera bagi pelaku serta siapa saja yang berani melakukan kekerasan terhadap anak. Akibat perbuatannya, pelaku kini harus menghadapi proses hukum yang serius.
MAK dijerat dengan Pasal 81 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Selain itu, hukuman tersebut dapat ditambah sepertiga karena pelaku memiliki hubungan dekat dengan korban sebagai calon ayah tiri.
Kapolres Jepara menyatakan bahwa pihaknya akan memastikan kasus ini diproses dengan adil dan transparan. “Kami tidak akan memberikan toleransi terhadap pelaku kejahatan terhadap anak. Perlindungan anak adalah prioritas utama kami,” ungkapnya dalam konferensi pers.
Dampak Terhadap Korban Balita
Perbuatan MAK meninggalkan dampak yang sangat besar pada korban, baik secara fisik maupun psikologis. Selain mengalami luka dan pendarahan, balita tersebut juga harus menanggung trauma psikologis akibat kekerasan yang dilakukan oleh orang yang seharusnya melindunginya.
“Saat ini anak korban dalam keadaan sehat wal afiat. Karena kemarin sempat ada kabar korban meninggal dunia. Itu hoaks. Kondisinya sudah mulai stabil. Dan sudah mulai bisa memberikan keterangan,” kata Kasat Reskrim Polres Jepara AKP M Faisal Wildan Umar.
Pentingnya Perlindungan dan Kesadaran Orang Tua
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua, khususnya mereka yang berstatus single parent, untuk berhati-hati dalam memilih pasangan yang akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Calon pasangan tidak hanya harus dapat dipercaya, tetapi juga memiliki sifat pengasih dan tanggung jawab terhadap anak-anak.
Pakar keluarga menyarankan agar orang tua mengenal lebih dalam karakter pasangan sebelum memutuskan untuk tinggal bersama. Selain itu, penting juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hak dan perlindungan anak, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kesimpulan
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua, khususnya mereka yang berstatus single parent, untuk berhati-hati dalam memilih pasangan yang akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Calon pasangan tidak hanya harus dapat dipercaya, tetapi juga memiliki sifat pengasih dan tanggung jawab terhadap anak-anak.
Pakar keluarga menyarankan agar orang tua mengenal lebih dalam karakter pasangan sebelum memutuskan untuk tinggal bersama. Selain itu, penting juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hak dan perlindungan anak, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ikutin terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap hannya di KEPPOO INDONESIA.