Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Simak Faktanya!

bagikan

Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Setelah kepergian Paus Fransiskus pada April 2025, proses pemilihan paus baru segera dimulai di Vatikan melalui konklaf yang melibatkan para kardinal di bawah usia 80 tahun.

Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Simak Faktanya!

Kandidat kuat datang dari berbagai golongan, mulai dari konservatif, moderat, hingga reformis. Nama-nama seperti Kardinal Luis Antonio Tagle, Pietro Parolin, dan Peter Erd menjadi sorotan utama. Pilihan paus berikutnya akan menentukan arah dan masa depan Gereja Katolik di tengah tantangan global saat ini. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tentang siapa pengganti Paus Fransiskus?

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Wafatnya Paus Fransiskus dan Awal Masa Sede Vacante

Paus Fransiskus, yang terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, wafat pada usia 88 tahun setelah 12 tahun menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Ia mencatat sejarah sebagai paus pertama dari Amerika Latin dan anggota Serikat Yesus (Jesuit) yang menduduki takhta suci.

Setelah wafatnya Paus, dimulailah masa yang disebut Sede Vacante periode ketika takhta kepausan kosong dan Vatikan dipimpin oleh Kardinal Kamarlengo, saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell. Tugasnya termasuk mengelola jenazah paus, menghancurkan cincin paus dan segel resmi, serta mengatur masa berkabung dan pemakaman yang berlangsung selama sembilan hari.

Masa berkabung ini memberikan waktu bagi para kardinal dari seluruh dunia berkumpul di Vatikan sebagai persiapan dimulainya konklaf pemilihan paus baru.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Proses Konklaf Ritual Tertutup Penentu Pemimpin Gereja Baru

Konklaf adalah proses pemilihan paus yang telah menjadi tradisi selama lebih dari delapan abad. Para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun berkumpul secara tertutup di Kapel Sistina dalam keadaan terkunci (cum clave). Mereka menutup diri dari kontak dengan dunia luar, tanpa akses media atau komunikasi luar, selama proses berlangsung agar terhindar dari pengaruh eksternal.

Jumlah kardinal pemilih saat ini mencapai 138 orang, lebih banyak dari batas tradisional 120, dengan 110 di antaranya merupakan penunjukan langsung Paus Fransiskus yang baru saja wafat. Hal ini berarti pengaruh Paus Fransiskus dalam pemilihan penggantinya cukup signifikan.

Setiap hari, konklaf dapat mengadakan hingga empat putaran pemungutan suara secara rahasia untuk mencapai mayoritas dua pertiga suara yang dibutuhkan agar seseorang ditetapkan sebagai paus baru. Jika setelah 33 putaran belum ada keputusan, dilakukan putaran ulang antara dua kandidat teratas. Hasil pemungutan suara diumumkan melalui asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina: asap hitam menandakan belum ada hasil, sementara asap putih menjadi sinyal paus baru telah dipilih.

Setelah paus terpilih menyatakan menerima jabatannya dan memilih nama baru, pengumuman resmi dilakukan dari balkon Basilika Santo Petrus dengan kata “Habemus Papam” yang berarti “Kami memiliki seorang paus,” menandai awal era baru kepemimpinan Gereja Katolik.

Baca Juga: 

Siapa Calon Pengganti Paus Fransiskus?

Siapa Calon Pengganti Paus Fransiskus?

Sejumlah nama kandidat kuat menggantikan Paus Fransiskus mencuat ke permukaan. Mencerminkan beragam latar belakang dan visi yang akan menentukan arah Gereja Katolik selanjutnya. Berikut adalah profil singkat para calon utama:

1. Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina): “Fransiskus dari Asia”

Kardinal Luis Antonio Tagle, berusia 67 tahun, adalah salah satu favorit utama untuk menjadi paus baru. Ia dijuluki “Fransiskus dari Asia” karena sikap hangat, progresif, dan fokus pada keadilan sosial, yang sejalan dengan warisan Paus Fransiskus. Tagle dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dekat dengan kaum miskin serta aktif dalam pelayanan pastoral dan misi evangelisasi global.

Sebagai mantan Uskup Agung Manila dan pemimpin penting di Dikasteri untuk Evangelisasi. Tagle memiliki pengaruh global dan kemudahan menjembatani berbagai kelompok dalam Gereja. Namun, usianya yang relatif muda menjadi pertimbangan, karena para kardinal sering berhati-hati memilih paus muda yang berpotensi memimpin puluhan tahun.

2. Kardinal Peter Turkson (Ghana): Kandidat Afrika Potensial

Kardinal Peter Turkson merupakan tokoh penting yang dikenal baik oleh Paus Fransiskus sebagai penasihat dalam isu-isu perubahan iklim, keadilan sosial, dan perdamaian dunia. Berusia 76 tahun, Turkson berpeluang mencatat sejarah sebagai paus kulit hitam pertama dalam 1.500 tahun terakhir jika terpilih.

Turkson memiliki karier panjang sebagai Uskup Agung Cape Coast dan pernah memimpin Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. Ia dikenal vokal dalam isu kemiskinan dan hak asasi manusia, meski pandangannya kadang memicu kontroversi, khususnya terkait kebijakan budaya Afrika.

3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria): Suara Konservatif

Dari kalangan konservatif muncul nama Kardinal Péter Erdő, usia 72 tahun. Uskup Agung Esztergom-Budapest, yang dianggap pakar hukum kanon dan memiliki pandangan teologis tradisional. Erdő dikenal sebagai figur kompromi yang dapat menjembatani faksi progresif dan konservatif di Gereja, serta aktif memperjuangkan persatuan antarumat Kristen.

Pandangan konservatifnya membuatnya menjadi pilihan menarik bagi kalangan yang ingin menjaga kesinambungan kepausan pra-Fransiskus tanpa menolak reformasi secara keseluruhan.

4. Kardinal Pietro Parolin (Italia): Diplomat Ulung Vatikan

Sebagai Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin memiliki pengalaman diplomatik yang luas dan pemahaman mendalam tentang politik Gereja dan hubungan internasional. Ia kerap tampil sebagai penengah dalam konflik global, termasuk dalam perang Ukraina.

Namun, reputasi Parolin sedikit ternoda oleh skandal properti Vatikan, yang mungkin menjadi pertimbangan para kardinal dalam pemungutan suara. Meski begitu, kemampuan diplomasi dan moderasinya tetap menjadi kekuatan utama.

Kandidat Lain yang Perlu Diperhatikan

Selain empat nama tersebut, sejumlah kardinal lain juga masuk dalam bursa calon paus baru, termasuk:

  • Kardinal Matteo Maria Zuppi (Italia), Uskup Agung Bologna yang dikenal progresif dan pastoral.
  • Kardinal Mario Grech (Malta), Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup yang mendukung reformasi gereja.
  • Kardinal Jose Tolentino Calaca de Mendonca (Portugal), kepala departemen budaya dan pendidikan Vatikan.
  • Kardinal Robert Sarah (Guinea), tokoh konservatif aktif mengkritik ideologi gender dan radikalisme.
  • Kardinal Jean-Marc Aveline (Perancis), yang vokal soal dialog antaragama dan isu kemanusiaan.

Faktor Penentu dalam Pemilihan Paus Baru

Pemilihan paus tidak hanya soal figur yang dipandang populer, tetapi juga mempertimbangkan konteks dan tantangan Gereja saat ini. Para kardinal biasanya akan menimbang:

  • Warisan dan arah Gereja: Apakah paus baru melanjutkan reformasi progresif yang dibawa Paus Fransiskus atau kembali ke pendekatan konservatif?
  • Perwakilan global: Dengan umat Katolik yang terus berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, calon dari wilayah tersebut kian diperhitungkan.
  • Keseimbangan teologis dan diplomatik: Kandidat harus mampu menjembatani berbagai aliran dalam Gereja dan menghadapi isu-isu dunia dengan bijaksana.
  • Usia dan masa jabatan: Kardinal berusia muda dapat memimpin lama. Tetapi terkadang mendapat resistensi dari rekan yang mengharapkan pergantian lebih cepat.

Harapan dan Tantangan Masa Depan Gereja Katolik

Pengangkatan Paus baru adalah momen krusial yang menentukan tidak hanya arah spiritual umat Katolik. Tetapi juga posisi Gereja di panggung dunia. Paus berikutnya menghadapi tantangan besar seperti perubahan sosial, kemiskinan, konflik global, serta isu-isu moral dan lingkungan yang terus berkembang.

Sebagian umat berharap paus baru dapat mempertahankan inklusivitas dan perhatian terhadap kaum minoritas dan miskin yang menjadi ciri khas Paus Fransiskus. Namun, ada juga yang berharap agar gereja mengembalikan tatanan tradisional dan hukum kanon yang ketat.

Kesimpulan

Siapa Pengganti Paus Fransiskus adalah peristiwa bersejarah yang melibatkan ritual kuno dan tahapan penuh makna. Para kardinal pemilih akan menentukan sosok yang paling mampu memimpin lebih dari 1,3 miliar umat Katolik dunia di era yang penuh tantangan ini.

Kandidat yang tengah menjadi sorotan adalah Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina. Peter Turkson dari Ghana, Péter Erdő dari Hungaria, dan Pietro Parolin dari Italia, plus beberapa tokoh lainnya yang melengkapi spektrum pilihan dari progresif sampai konservatif.

Walau tidak ada yang bisa memastikan siapa yang akan terpilih, konklaf 2025 menjadi saksi perjalanan spiritual Gereja Katolik yang dinamis dan penuh harapan, menanti asap putih dari Kapel Sistina yang menandai babak baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Umat Katolik dunia kini bersiap menyambut pemimpin rohani baru yang akan membawa Gereja menghadapi masa depan dengan semangat, kebijaksanaan, dan doa. Habemus Papam!

Terima kasih telah mengisi waktu anda untuk mengetahui informasi ini. Mari simak berita-berita lainnya di KEPPOO INDONESIA kami akan memberikan banyak lagi informasi penting yang harus di ketahui


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari Bicara Network
  2. Gambar Kedua dari NTB Satu

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *