Siswa SMP di Pangandaran Jadi Korban Bullying, Pihak Berwajib Bergerak Cepat!
Kasus bullying menimpa seorang siswa SMP di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menjadi perhatian publik usai video kejadian tersebut viral.
Korban yang merupakan siswa kelas 1 SMP mengalami penganiayaan fisik oleh seorang kakak kelas yang diduga terpicu oleh masalah sepele, yaitu soal rokok. Pihak berwajib dan sekolah bergerak cepat untuk menindaklanjuti kasus ini guna memberikan perlindungan dan mencegah kejadian serupa.
Kronologi Kejadian Bullying di Pangandaran
Peristiwa bullying terjadi pada Sabtu, 9 Agustus 2025, di halaman SD Negeri 1 Panyutran, Kecamatan Padaherang, saat pertandingan sepak bola antarkampung berlangsung. Setelah acara, muncul masalah mengenai rokok yang akhirnya memicu kekerasan fisik.
Video berdurasi singkat yang beredar memperlihatkan korban dipukul wajah dan kepala bagian belakang hingga tersungkur, diiringi tawa dari pelaku dan teman-temannya. Ironisnya, usai memukul, pelaku membantu korban berdiri, namun tindakan kekerasan tersebut sudah terekam dan viral di media sosial.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

Hubungan Pelaku dan Korban yang Menjadi Sorotan
Informasi yang ditelusuri mengungkap bahwa pelaku dan korban adalah siswa dari SMP Negeri 6 Padaherang, yang tinggal berdekatan dan bahkan memiliki hubungan keluarga. Kepala Desa Panyutran dan pihak sekolah membenarkan bahwa kedua pelaku dan korban tinggal di satu kampung dan merupakan tetangga.
Hal ini menambah keprihatinan karena konflik ini terjadi di lingkungan yang seharusnya penuh kedamaian dan saling menghormati.
Respons Cepat Dari Pihak Kepolisian dan Sekolah
Polres Pangandaran dengan sigap menerima laporan dari keluarga korban dan segera melakukan penyelidikan. Polisi mengamankan saksi-saksi dan barang bukti, serta akan menindak sebuah kasus sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak dengan mekanisme khusus karena pelaku masih di bawah umur.
Kepala SMP Negeri 6 Padaherang, Islah Hadiansyah, memastikan komitmennya untuk memberikan pendampingan kepada korban dan pelaku, sekaligus melakukan sosialisasi pencegahan bullying di sekolah dan lingkungan sekitar.
Baca Juga:
Dampak Psikologis dan Sosial Pada Korban
Kekerasan yang dialami korban tentu berdampak serius baik fisik maupun psikologis. Rasa takut, trauma, dan tekanan mental bisa mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan anak. Oleh sebab itu, pendampingan psikososial dari sekolah dan pihak terkait sangat penting agar korban dapat pulih dan merasa aman kembali.
Keluarga dan masyarakat juga diimbau untuk memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak.
Upaya Pencegahan dan Edukasi Anti-Bullying
Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah bersama aparat desa dan kepolisian menggalakkan program edukasi tentang bahaya bullying dan pentingnya sikap saling menghormati antar pelajar. Orang tua juga diminta aktif mengawasi dan mengedukasi anak-anaknya untuk menolak kekerasan dan menyelesaikan masalah secara damai.
Pemerintah daerah dan dinas pendidikan berkomitmen memperkuat pencegahan melalui sosialisasi rutin dan pengawasan ketat di lingkungan sekolah.
Komitmen Bersama Untuk Perlindungan Anak
Kasus bullying ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, aparat keamanan, dan masyarakat diperlukan untuk mencegah kekerasan dan bullying.
Harapan ke depan adalah terwujudnya lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif, di mana siswa dapat belajar dan berkembang tanpa rasa takut atau tekanan.
Kesimpulan
Seorang siswa SMP di Pangandaran menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya. Dalam insiden yang dipicu masalah sepele rokok dan terekam dalam video viral. Pelaku dan korban adalah tetangga yang saling mengenal dan bersekolah di tempat yang sama. Setelah video tersebar, Polres Pangandaran langsung menangani kasus tersebut dengan memproses laporan secara hukum dan memastikan perlindungan untuk anak-anak tersebut.
Sekolah bersama aparat terkait berkomitmen melakukan edukasi pencegahan bullying dan memberikan pendampingan psikososial bagi korban. Kasus ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan sinergi guna menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi KEPPO INDONESIA, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik dan terviral baik itu yang ada didalam negeri ataupun diluar negeri.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari new.yesdok.com