Teror Kepala Babi & RUU TNI: Najwa Shihab Ungkap Pertanyaan ke Prabowo!
Najwa Shihab ungkap diskusi bersama Prabowo Subianto, menyoroti teror kepala babi terhadap Tempo dan pembahasan RUU TNI di Hambalang.
Pada tanggal 6 April 2025, Presiden Prabowo Subianto mengundang tujuh jurnalis terkemuka untuk wawancara eksklusif di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat. Pertemuan ini menjadi sorotan karena berbagai isu penting dibahas secara terbuka dan mendalam. Najwa Shihab, Founder Narasi, turut hadir dan membagikan pengalamannya mengenai dinamika wawancara tersebut.
Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tentang Teror Kepala Babi & RUU TNI: Najwa Shihab Ungkap Pertanyaan ke Prabowo!
Daftar Jurnalis yang Hadir
Pertemuan tersebut dihadiri oleh tujuh jurnalis dari berbagai media nasional. Berikut adalah daftar jurnalis yang hadir:
- Najwa Shihab (Founder Narasi)
- Alfito Deannova Gintings (Pemred Detikcom)
- Lalu Mara Satriawangsa (Pemred tvOne)
- Uni Lubis (Pemred IDN Times)
- Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas)
- Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar)
- Valerina Daniel (News Anchor TVRI)
Isu-Isu yang Dibahas dalam Wawancara
Dalam wawancara tersebut, berbagai isu strategis nasional dibahas secara mendalam. Najwa Shihab menjelaskan bahwa para pemimpin redaksi (Pemred) mengajukan pertanyaan mengenai isu-isu terkini, termasuk teror kepala babi yang dialami oleh redaksi Tempo dan masalah komunikasi publik pemerintah yang dianggap kurang ideal.
Selain itu, isu-isu lain seperti RUU TNI, revisi UU Polri, kebijakan tarif Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump, anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Danantara juga menjadi perhatian dalam diskusi tersebut.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Dinamika Wawancara dan Keterbukaan Prabowo
Wawancara yang berlangsung selama hampir tiga jam ini dimulai pukul 09.00 hingga mendekati pukul 13.00 WIB. Najwa Shihab menuturkan bahwa tidak ada batasan dalam pertanyaan yang diajukan. Sehingga para jurnalis dapat bertanya secara spontan tanpa menyerahkan daftar pertanyaan sebelumnya.
Format wawancara memberikan kesempatan bagi setiap jurnalis untuk menyampaikan satu pertanyaan utama dan pertanyaan lanjutan secara bergiliran, dengan panduan dari moderator TVRI. Meskipun demikian, Presiden Prabowo menunjukkan sikap terbuka dan tidak keberatan dengan pertanyaan tambahan, menciptakan ruang diskusi yang lebih mendalam.
Baca Juga:
Respons Terhadap Isu Teror Kepala Babi
Salah satu isu yang mencuat adalah teror kepala babi yang dialami oleh redaksi Tempo. Najwa Shihab mengungkapkan bahwa para pemred menanyakan tanggapan Prabowo mengenai teror tersebut. Serta komentar dari pihak Istana yang dinilai tidak pantas. Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia (Menkomdigi) Meutya Hafid juga menyayangkan tindakan teror tersebut dan mendorong pihak Tempo untuk melaporkannya kepada kepolisian.
Inisiatif dan Tujuan Pertemuan
Pertemuan ini diinisiasi oleh Presiden Prabowo melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Prabowo. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk memperbaiki pola komunikasi publik pemerintah. Pemred SCTV-Indosiar, Retno Pinasti, menyatakan bahwa kegiatan wawancara ini berkaitan dengan niat pemerintah untuk memulai memperbaiki pola komunikasi publik pemerintahan Prabowo, yang akan dilakukan secara rutin dengan menggilir media yang diwawancarai.
Kritik dan Harapan Terhadap Keterbukaan Pemerintah
Meskipun pertemuan ini diapresiasi sebagai langkah positif, Koreksi.org mengkritik mengapa hanya enam pemred yang diberi kesempatan untuk mewawancarai presiden. Mereka mempertanyakan kriteria pemilihan pemred dan menyoroti mengapa media kritis seperti Tempo tidak diundang.
Najwa Shihab sendiri berharap bahwa format wawancara seperti ini dapat menjadi awal tradisi baru yang membuka ruang dialog antara Presiden dan publik melalui media. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai jenis media untuk memperluas sudut pandang yang disampaikan kepada masyarakat. Najwa berharap pendekatan terbuka ini dapat memperkuat partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan nasional, sehingga dialog yang sehat antara pemerintah dan rakyat dapat terus terbangun.
Isu Lainnya yang Dibahas
Selain isu-isu utama yang telah disebutkan, pertemuan ini juga membahas berbagai masalah lain yang relevan dengan kepentingan nasional. Beberapa di antaranya meliputi:
- Revisi UU TNI dan UU Polri: Para pemred menanyakan mengenai revisi UU TNI yang sempat memicu demonstrasi, serta kekhawatiran terkait RUU Polri yang dapat menambah kewenangan polisi tanpa pengawasan yang memadai
- Kebijakan Ekonomi dan Tarif Internasional: Isu-isu ekonomi seperti kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menjadi perhatian
- Masalah Pengangguran dan Birokrasi: Para jurnalis juga mengangkat isu terkait ancaman pengangguran, masalah birokrasi, dan perkembangan proyek Danantara
- Komunikasi Publik Pemerintah: Komunikasi pemerintah yang dinilai kurang ideal menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan ini
Prabowo mengakui bahwa komunikasi pemerintah masih jauh dari kata ideal dan berjanji untuk memperbaikinya.
Harapan Untuk Pemerintahan yang Lebih Terbuka
Pertemuan antara Presiden Prabowo dan para pemimpin redaksi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pemerintahan yang lebih terbuka dan partisipatif. Dengan adanya dialog yang konstruktif antara pemerintah dan media, diharapkan informasi yang akurat dan transparan dapat sampai kepada masyarakat.
Sehingga mereka dapat lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan nasional. Selain itu, keterbukaan pemerintah terhadap kritik dan masukan dari media juga diharapkan dapat mendorong perbaikan dalam berbagai sektor, termasuk komunikasi publik, kebijakan ekonomi, dan penegakan hukum.
Kesimpulan
Wawancara eksklusif antara Presiden Prabowo Subianto dan tujuh jurnalis di Hambalang merupakan momen penting dalam upaya membangun komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan media. Berbagai isu strategis nasional dibahas secara terbuka dan mendalam, termasuk teror terhadap jurnalis Tempo, revisi UU TNI dan Polri.
Serta kebijakan ekonomi dan tarif internasional. Meskipun ada kritik terkait pemilihan jurnalis yang diundang, pertemuan ini diharapkan dapat menjadi awal tradisi baru yang membuka ruang dialog antara Presiden dan publik melalui media. Sehingga partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan nasional dapat meningkat.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi tentang Najwa Shihab Ungkap Teror Kepala Babi & RUU TNI, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di KEPPOO INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari Kompas.com
- Gambar Kedua dari Kompas.tv