Terungkap! Sosok Dewi Astutik Buron Interpol Kasus Sabu 2 Ton, Kini Kabarnya Berkerja di Kamboja!
Dewi Astutik, sosok yang tengah menjadi buronan internasional Interpol dalam kasus penyelundupan sabu seberat 2 ton.
Membuat kehebohan bukan hanya di dunia penegakan hukum, tetapi juga di kampung halamannya. Sebelum namanya merebak sebagai buron kelas internasional.
Dewi sempat berpamitan kepada tetangga dengan alasan ingin bekerja di Kamboja. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas mengenai tentang Dewi Astutik Buronan Internasional Kasus Sabu 2 Ton.
Siapa Dewi Astutik?
Dewi Astutik adalah seorang perempuan asal Dusun Sumber Agung, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Ia dikenal di kampungnya dengan nama lain, yaitu PA, yang telah lama merantau dan bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri, di antaranya Taiwan, Hong Kong, dan terakhir di Kamboja.
Dewi menggunakan identitas palsu dalam dokumen kependudukannya, salah satunya memakai identitas milik adiknya, untuk menutupi jejaknya dalam jaringan sindikat narkoba internasional. Saat ini, Dewi telah resmi menjadi buronan internasional dan masuk ke dalam daftar red notice Interpol karena keterlibatannya dalam kasus penyelundupan sabu seberat dua ton senilai sekitar Rp 5 triliun.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

Pengungkapan Kasus dan Peran Dewi Astutik
Pengungkapan kasus penyelundupan ini bermula dari keberhasilan aparat gabungan yang menggagalkan pengiriman 2 ton sabu yang dilakukan melalui kapal KM Sea Dragon Tarawa di wilayah perairan Kepulauan Riau. Dewi Astutik disebut sebagai otak dan pengendali jaringan penyelundupan narkotika internasional tersebut.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Marthinus Hukom, menegaskan bahwa Dewi memiliki keterkaitan erat dengan lima orang pelaku utama yang tertangkap di kapal tersebut, yang semuanya berperan dalam jaringan sindikat narkoba kawasan Asia Tenggara. Lebih jauh lagi, jaringan ini diduga kuat terhubung dengan sindikat narkoba dari kawasan Golden Triangle, pusat aktivitas narkotika di perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos.
Identitas Palsu dan Jejak di Ponorogo
Identitas yang digunakan Dewi dalam berbagai dokumen kependudukan bukanlah miliknya sendiri melainkan identitas adiknya. Warga Dusun Sumber Agung yang tercantum dalam alamat Dewi pun mengaku tidak mengenal sosok dengan nama Dewi Astutik tersebut.
Kepala Dusun, Gunawan, menyatakan, “Alamatnya memang di sini, tapi saya tidak kenal orang dengan nama itu”. Seorang warga, Sri Wahyuni, pun mengungkapkan bahwa foto yang beredar di media sosial mirip dengan tetangganya yang dikenal dengan inisial PA, yang sudah lama menjadi TKW.
Sri mengungkapkan, “Kalau nama Dewi Astutik saya tidak kenal, tapi wajahnya mirip PA. Ia memang sudah lama jadi TKW dan tahun lalu sempat pulang, lalu berangkat lagi”.
Baca Juga: Viral! ABG di Jaktim Ditangkap Warga Usai Kepergok Transaksi Narkoba Sinte
Momen Pamit ke Tetangga Alasan ke Kamboja
Salah satu momen yang mengungkap sisi kemanusiaan Dewi adalah saat dia berpamitan kepada tetangganya sebelum pergi ke Kamboja. Mbah Misiyem, tetangga yang mengenalnya dengan nama PA, mengingat percakapan terakhirnya dengan Dewi. Ia mengatakan, “Dia pamit waktu itu. Katanya mau kerja ke Kamboja. Saya tanya, kok jauh? Dia bilang di rumah nggak ada kerjaan”. Mbah Misiyem juga menambahkan, “Saya bilang, hati-hati ya, terus saya tanya suaminya gimana ditinggal jauh? Dia jawab ‘nggak apa-apa'”.
Selama bertahun-tahun, Dewi memang telah menjadi perantau yang sering bekerja di luar negeri. Menurut Mbah Misiyem, “Pulang cuma libur sebulan, lalu berangkat lagi. Dandannya berubah-ubah, terakhir rambutnya pendek”. Fakta ini menunjukkan bahwa sebelum namanya terseret ke dalam kasus besar penyelundupan narkotika. Dewi menjalani kehidupan sebagai TKW dengan mobilitas tinggi dan berbagai perubahan penampilan.
Upaya Penyelidikan dan Pengejaran Internasional
Keberadaan Dewi Astutik buron Internasional saat ini diperkirakan berada di wilayah Kamboja, tidak jauh dari pusat kegiatan sindikat narkoba internasional di Asia Tenggara. Untuk mengejar buronan ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat intelijen dari negara lain. Kepala BNN menyatakan, “Kami sudah bekerjasama dengan BIN, saya sudah langsung beraudiensi dengan Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra, untuk membantu mencari Dewi Astutik di Kamboja dan sekitarnya”.
Penerbitan red notice oleh Interpol telah dilakukan sejak tahun 2024 untuk mempercepat penangkapan Dewi. Meski Dewi telah menjadi target operasi dalam waktu lama, hingga kini keberadaannya belum berhasil diamankan, sehingga proses pengejaran masih terus berlanjut. Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menegaskan bahwa “Red notice dari Interpol sudah dikeluarkan, dan kami terus berkoordinasi dengan BNN”.
Dampak Pengungkapan Kasus
Pengungkapan kasus penyelundupan sabu dengan jumlah sebanyak 2 ton ini bukan hanya merupakan salah satu pengungkapan terbesar oleh BNN. Tetapi juga menjadi upaya penyelamatan yang berarti bagi masyarakat Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Barang bukti yang berhasil diamankan diperkirakan memiliki nilai mencapai Rp 5 triliun. Dari operasi ini, aparat juga berhasil menyelamatkan sekitar 8 hingga 20 juta jiwa dari ancaman efek buruk peredaran narkotika.
Tidak hanya itu, penangkapan dan pengungkapan ini menunjukkan kerja sama yang intensif antara berbagai lembaga penegak hukum dan intelijen, baik domestik maupun internasional. Selain Indonesia, pelibatan juga dilakukan oleh pihak kepolisian dan badan narkotika dari sejumlah negara terkait kawasan Asia Tenggara, serta dukungan dari lembaga internasional seperti DEA Amerika Serikat dan kepolisian Thailand.
Kesimpulan
Kisah Dewi Astutik mencerminkan kompleksitas dan tantangan dalam memberantas. Jaringan sindikat narkotika internasional yang beroperasi lintas negara dengan modus penyelundupan yang canggih. Penggunaan identitas palsu dan mobilitas tinggi Dewi yang berpindah-pindah negara seperti Taiwan, Hong Kong, dan Kamboja, menjadi tantangan tersendiri dalam proses penegakan hukum. Meskipun menjadi buronan internasional dengan red notice yang sudah dikeluarkan Interpol. Pencarian Dewi masih terus dilakukan dengan harapan dapat segera ditangkap dan diadili.
Kisah ini juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan kerja sama lintas negara dalam menghadapi peredaran narkoba yang merugikan masyarakat dan negara. Sementara itu, di balik jaringan besar itu, ada sosok manusia seperti Dewi yang mencoba menutupi jejak dengan alasan sederhana seperti mencari pekerjaan demi kehidupan. Meskipun akhirnya terjerat ke dalam aktivitas kriminal besar yang membahayakan banyak orang.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi Dewi Astutik Buronan Internasional, semoga informasi yang diberikan bermanfaat. Jangan ragu datang kembali untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi viral yang ada di KEPPOO INDONESIA.
Sumber informasi gambar:
- Gambar Pertama Dari Jawapos.com
- Gambar Kedua Dari Tribunsumsel.com