TKI Asal Banyuwangi Meninggal Dunia di Kamboja, Penyebabnya Masih Misterius
TKI asal Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal dunia di Kamboja pada awal April 2025 dalam kondisi yang masih penuh misteri.
Kematian Rizal Sampurna berusia 30 tahun ini menimbulkan beragam tanda tanya. Terutama terkait penyebab meninggalnya yang belum dapat dipastikan secara resmi. Korban diduga bekerja secara ilegal dan mengalami situasi yang sangat memprihatinkan selama berada di Kamboja.
Latar Belakang Penyebab Kematian
Rizal Sampurna diketahui berangkat ke Kamboja melalui jalur non-prosedural atau ilegal. Sebuah fakta yang makin mempersulit penelusuran dan penanganan kasusnya. Ia merupakan salah satu dari sekian banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja secara tidak resmi di luar negeri tanpa perlindungan hukum yang memadai.
Kondisi ini menempatkan mereka dalam risiko tinggi terhadap eksploitasi dan ancaman keamanan.
Keluarga dan pihak terkait mengungkapkan bahwa Rizal bekerja sebagai admin judi online atau scammer. Aktivitas ini disebut-sebut terjadi dalam kondisi tangan yang diborgol selama bekerja.
Foto yang dikirimkan Rizal kepada keluarganya memperlihatkan dirinya sedang bekerja dengan tangan terikat borgol, yang menimbulkan kecurigaan bahwa ia menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau eksploitasi berat. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap kondisi kerja dan hak asasi manusia yang dialaminya.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Kronologi Terakhir Sebelum Meninggal
Rizal tercatat telah bekerja selama sekitar 4 bulan di Kamboja. Pada 13 Maret 2025, ia sempat melakukan video call dengan keluarganya, menunjukkan lokasi kerja yang diduga sebagai tempat operator judi online, dengan beberapa orang Indonesia lainnya yang juga bekerja di sana.
Dalam komunikasi itu, Rizal mengeluhkan gaji yang diterima jauh lebih kecil dari yang dijanjikan, yaitu hanya sekitar Rp300 ribu dibandingkan janji Rp800 ribu per hari.
Selain itu, Rizal juga sempat bertanya kepada keluarganya tentang cara mengirim uang karena adanya pembatasan keluar dari lokasi kerja. Ia tidak berani memberi tahu ibunya tentang kondisi sebenarnya dan hanya meminta doa agar ia tetap sehat dan selamat.
Pada 16 Maret 2025, Rizal masih sempat berkomunikasi dalam kondisi yang terlihat baik-baik saja dan berencana mengirim uang untuk kebutuhan Idul Fitri orangtuanya. Namun, keesokan harinya nomor teleponnya tidak dapat dihubungi lagi, dan kabar meninggalnya diterima keluarga pada 17 Maret 2025 dari seseorang yang mengaku dari Kamboja.
Baca Juga:
Penyebab Kematian yang Masih Misterius
Penyebab kematian Rizal Sampurna belum jelas dan masih menjadi misteri bagi keluarga dan pihak berwenang. Kabar yang beredar dari Kamboja menyebutkan bahwa ia meninggal akibat serangan jantung disertai sesak napas. Namun bukti yang valid seperti surat kematian atau foto jenazah tidak pernah diserahkan kepada keluarga.
Keluarga bahkan sempat kebingungan karena jenazah Ricah belum diketahui keberadaannya secara pasti. Beberapa laporan mengindikasikan bahwa jasadnya disimpan di tempat penyimpanan jenazah di Phnom Penh. Tetapi usaha keluarga mencari lokasi jenazah tersebut tidak membuahkan hasil.
Pihak Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) dan Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi mengakui minimnya data dan informasi terkait kematian tersebut.
KBRI di Kamboja masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui posisi pekerjaan Rizal, penyebab kematiannya, dan keberadaan jenazahnya. Pengajuan pemulangan jenazah sudah dilakukan, namun belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil penyelidikan dan pertanggungjawaban perusahaan atau pihak yang mempekerjakan Rizal.
Dugaan Berangkat Jalur Non-Prosedural
Salah satu hal yang menyulitkan penyelidikan adalah dugaan bahwa Rizal berangkat ke Kamboja melalui jalur tidak resmi atau ilegal, yang dalam istilah disebut jalur non-prosedural. Status ini menyebabkan data dan informasi tentang Rizal di Kamboja sangat terbatas. Belum diketahui pasti pekerjaan apa yang dijalani Rizal dan kondisinya selama di sana.
Kasus seperti ini bukan hal baru. P4MI menegaskan sudah beberapa kali menangani kasus pekerja migran asal Banyuwangi yang berangkat ke Kamboja, maupun Thailand dan Myanmar, dengan jalur kerja tidak resmi.
Mereka biasanya tergiur dengan janji gaji tinggi di luar negeri, namun kenyataannya berakhir dengan kondisi sulit. Banyak dari mereka yang harus bekerja sebagai scammer atau penipu judi online yang pekerjaan dan lingkungannya tidak aman.
Kondisi Pekerja Migran yang Berangkat Ilegal
Kisah Rizal mencerminkan potret pekerja migran yang berangkat ke luar negeri melalui jalur gelap alias ilegal. Mereka tergoda dengan janji pendapatan besar, namun pada kenyataannya rentan menghadapi risiko berat. Termasuk kondisi kerja buruk dan ancaman keselamatan jiwa.
Pemerintah pun berupaya menindak tegas pihak-pihak yang mempekerjakan TKI secara ilegal dan memperketat pengawasan, agar kasus seperti ini tidak terus berulang.
Peristiwa meninggalnya Rizal Sampurna, TKI asal Banyuwangi yang meninggal di Kamboja dengan penyebab masih misterius. Mengingatkan kita betapa pentingnya perlindungan dan pengawasan bagi pekerja migran Indonesia.
Informasi yang minim dan proses yang berbelit-belit terus menjadi tantangan utama dalam penanganan kasus ini. Diharapkan KBRI, pemerintah, dan berbagai pihak terkait dapat segera memberikan kejelasan dan mengambil tindakan supaya keluarga Rizal mendapatkan kepastian dan keadilan. Serta langkah nyata untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.
Simak dan ikuti terus KEPPOO INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
- Gambar Pertama dari sindonews.com
- Gambar Kedua dari jawapos.com