Trump Blak-Blakan, Banyak Negara Cium Pantat Saya Demi Negosiasi Tarif!

bagikan

Trump kembali membuat geger dengan klaim blak-blakan sebut bahwa banyak negara cium pantat saya demi negosiasi tarif AS.

Trump Blak-Blakan, Sebut Banyak Negara Cium Pantat Saya Demi Negosiasi Tarif!

Di tengah pemberlakuan gelombang tarif impor oleh Amerika Serikat, Trump dengan nada bicara yang khas, mengklaim bahwa para pemimpin negara-negara di dunia “mencium pantatnya” demi bisa bernegosiasi mengenai tarif tersebut. Sontak, pernyataan ini memicu perdebatan sengit dan sorotan tajam dari berbagai penjuru dunia.

“Negara-negara ini memanggil kita. Mencium pantat saya (kissing my a). Mereka sangat ingin membuat kesepakatan. Mereka berkata ‘tolong, tolong tuan, buatlah kesepakatan. Saya akan melakukan apa saja tuan’,” ujar Trump, menirukan permohonan para pemimpin negara yang ingin bernegosiasi. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran KEPPOO INDONESIA.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Gedung Putih Membenarkan, Negosiasi Terbuka Lebar

Pernyataan kontroversial Trump ini bukan sekadar klaim kosong. Gedung Putih secara resmi mengkonfirmasi bahwa pemerintahan Trump terbuka untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan negara-negara lain. Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkapkan bahwa banyak negara yang telah menghubungi pemerintah AS, menyatakan keinginan untuk mencapai kesepakatan.

“Telepon terus berdering, ingin berbicara dengan pemerintahan ini, presiden ini dan tim perdagangannya untuk mencoba mencapai kesepakatan,” kata Leavitt. Namun, Leavitt tidak menjelaskan secara rinci mengenai syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh negara-negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai strategi dan taktik negosiasi yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Para Pemimpin Dunia Berebut “Kartu AS”, Apa Saja?

Menyusul pengumuman tarif impor AS, para pemimpin negara di seluruh dunia dikabarkan tengah berupaya menyusun strategi untuk menghadapi kebijakan perdagangan yang agresif dari pemerintahan Trump. Sumber-sumber diplomatik mengungkapkan bahwa banyak negara yang menerima saran untuk menyiapkan “kartu unik” yang bisa ditawarkan kepada AS sebagai daya tarik dalam negosiasi. Lantas, apa saja “kartu AS” yang mungkin ditawarkan oleh negara-negara tersebut? Beberapa ide yang santer dibicarakan antara lain:

  • Membebaskan Warga AS yang Ditahan di Luar Negeri: Beberapa negara yang memiliki warga negara AS yang ditahan atas berbagai kasus, mungkin menawarkan pembebasan mereka sebagai bentuk “itikad baik” untuk memulai negosiasi.
  • Kerjasama dengan Perusahaan AI AS: Negara-negara yang memiliki potensi di bidang kecerdasan buatan (AI) mungkin menawarkan kerjasama strategis dengan perusahaan-perusahaan AI asal AS.
  • Pembelian Energi dari AS: Negara-negara yang selama ini mengimpor energi dari negara lain, mungkin menawarkan untuk meningkatkan pembelian energi dari AS.
  • Memerangi Perdagangan Narkoba Global: Negara-negara yang memiliki masalah serius dengan perdagangan narkoba, mungkin menawarkan kerjasama yang lebih intensif dengan AS dalam memerangi kejahatan transnasional ini.

Perusahaan Multinasional Lobi Gedung Putih

Tidak hanya para pemimpin negara, para kepala eksekutif (CEO) dari perusahaan-perusahaan multinasional terbesar di dunia juga ikut turun tangan melobi Gedung Putih agar mencabut atau mengurangi tarif impor. Mereka menyadari bahwa kebijakan tarif ini dapat berdampak negatif terhadap kinerja bisnis mereka dan mengancam rantai pasokan global.

Para CEO ini dilaporkan mendekati orang-orang dekat Trump, seperti Kepala Staf Kepresidenan Susie Wiles, Wakil Presiden JD Vance, dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Mereka berharap dapat meyakinkan Trump bahwa kebijakan tarif ini justru akan merugikan perekonomian AS dan kepentingan bisnis mereka.

Baca Juga: Dokter PPDS FK Unpad Perkosa Pendamping Pasien Saat Sedang Berobat

Perpecahan di Internal Gedung Putih

Perpecahan di Internal Gedung Putih

Di tengah hiruk pikuk negosiasi tarif, muncul kabar mengenai adanya perpecahan di internal Gedung Putih terkait kebijakan perdagangan. Senator Texas, Ted Cruz, bahkan menyebutkan adanya “malaikat” dan “iblis” yang duduk di pundak Presiden Trump, mempengaruhi keputusannya.

Cruz berharap Trump akan mendengarkan “malaikat”, yang diyakini sebagai pihak-pihak yang menginginkan kebijakan perdagangan yang lebih terbuka dan adil. Namun, ia juga khawatir Trump akan terpengaruh oleh “iblis”, yang diyakini sebagai pihak-pihak yang menginginkan tarif tinggi selamanya.

Menanggapi kabar ini, juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, menegaskan bahwa pemerintahan Trump selalu menjaga komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemimpin bisnis, kelompok industri, dan warga AS biasa. Namun, ia juga menekankan bahwa kepentingan terbaik rakyat Amerika adalah satu-satunya pertimbangan yang memandu pengambilan keputusan Presiden Trump.

Dampak Jangka Panjang, Ancaman Perang Dagang?

Kebijakan tarif impor AS dan pernyataan kontroversial Trump telah menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis dan investor di seluruh dunia. Banyak pihak yang khawatir bahwa kebijakan ini dapat memicu perang dagang yang lebih luas, yang pada akhirnya akan merugikan perekonomian global.

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda bahwa Trump akan menarik kembali atau mengurangi tarif impor AS. Sebaliknya, ia justru terlihat semakin percaya diri dan yakin bahwa kebijakan ini akan memberikan keuntungan bagi AS.

Namun, para analis memperingatkan bahwa jika Trump terus bersikap keras kepala dan tidak mau berkompromi, maka perang dagang tidak dapat dihindari. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap perdagangan global, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Rupiah Tertekan, BI Siap Intervensi

Di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif AS, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga mengalami tekanan. Pada perdagangan terakhir, Rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp16.800 per Dolar AS.

Bank Indonesia (BI) menyatakan siap untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. BI juga akan terus memantau perkembangan situasi global dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Dipangkas

Tidak hanya Rupiah, perekonomian China juga terkena dampak dari perang dagang dengan AS. Perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Citigroup, bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2025 menjadi 4,2%, dari sebelumnya 4,7%.

Pemangkasan proyeksi ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan AS. Para analis khawatir bahwa jika perang dagang terus berlanjut, maka pertumbuhan ekonomi China akan semakin tertekan.

Kesimpulan

Pernyataan kontroversial Trump tentang para pemimpin dunia yang “mencium pantatnya” demi negosiasi tarif telah mengguncang panggung global. Klaim ini memicu perdebatan sengit, di mana Trump dipandang arogan oleh sebagian pihak namun dianggap tegas oleh pendukungnya. Sikap diam Gedung Putih menambah spekulasi tentang strategi negosiasi AS.

Negara-negara kini dilema antara menjaga harga diri atau menghadapi perang dagang, sementara perusahaan multinasional cemas akan disrupsi rantai pasok. Masa depan perdagangan global terancam ketidakpastian, dan Indonesia harus bersiap menghadapi dampaknya. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap mengenai Trump Blak-Blakan Banyak Negara Cium Pantat Saya Demi Negosiasi Tarif.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kompas.com
  2. Gambar Kedua dari Fera.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *