Viral di Surabaya: Guru Pakai Topeng Untuk Cegah Murid Menyontek Saat Ulangan
Viral di Surabaya Sebuah kejadian unik baru-baru ini menghebohkan dunia pendidikan di Surabaya, tepatnya di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di pusat kota.
Seorang guru yang dikenal tegas dan penuh kreativitas memutuskan untuk memakai topeng saat ujian tengah semester (UTS) di kelasnya. Aksi ini bertujuan untuk mencegah murid-muridnya menyontek selama ujian berlangsung. Tindakan yang mungkin terdengar aneh ini langsung menarik perhatian banyak orang setelah video dan foto kejadian tersebut tersebar di media sosial. Artikel ini KEPPOO INDONESIA akan membahas Viral Guru Pakai Topeng Untuk Cegah Murid Menyontek Saat Ulangan.
Kronologi Kejadian Guru Yang Menggunakan Topeng
Pada 10 November 2024, sebuah sekolah menengah pertama di Surabaya menggelar ujian tengah semester untuk mata pelajaran Matematika. Sejak pagi, suasana di sekolah sudah terasa berbeda karena banyak siswa yang tampak khawatir dan cemas menghadapi ujian tersebut. Namun, yang paling menarik perhatian adalah keputusan guru yang mengajar di kelas tersebut, Pak Andi, untuk mengenakan sebuah topeng yang menyeramkan saat ujian berlangsung.
Topeng yang dikenakan oleh Pak Andi tampaknya merupakan topeng wajah manusia dengan ekspresi seram. Pak Andi, yang dikenal sebagai sosok guru yang tegas namun kreatif, memberikan penjelasan kepada para siswa bahwa ia mengenakan topeng tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang berani menyontek selama ujian. Ia menjelaskan bahwa dengan topeng itu, ia bisa melihat segala gerak-gerik siswa, dan hal tersebut akan membuat para siswa merasa diawasi.
Reaksi pertama siswa di dalam kelas beragam. Beberapa tampak terkejut dan bingung, sementara yang lain malah tertawa kecil karena merasa tindakan tersebut agak lucu. Namun, seiring berjalannya waktu, suasana kelas mulai tegang, dan sebagian besar siswa akhirnya memilih untuk mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh tanpa berani melirik ke teman di sebelah mereka.
Reaksi Masyarakat Dan Warganet Dari Terkejut Hingga Tertawa
Setelah video kejadian tersebut viral di media sosial, berbagai reaksi dari masyarakat bermunculan. Ada yang menganggap langkah Pak Andi sebagai bentuk keberanian dan kreativitas dalam menghadapi permasalahan yang selama ini sering terjadi di banyak sekolah, yakni menyontek. Namun, ada pula yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketegasan yang berlebihan dan dapat memberikan dampak psikologis negatif terhadap siswa.
Banyak netizen yang memberikan komentar lucu dan menghibur terkait kejadian ini. Ada yang menyebutkan bahwa guru tersebut tidak hanya mengajarkan matematika, tetapi juga mengajarkan tentang bagaimana menegakkan hukum dengan cara yang unik. Beberapa bahkan mengaku terinspirasi oleh kreativitas Pak Andi dalam menciptakan suasana ujian yang lebih menegangkan, namun juga penuh warna.
Namun, ada juga yang merasa bahwa tindakan mengenakan topeng semacam itu tidak sesuai dengan prinsip pendidikan yang lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan positif. Seorang netizen menyatakan, Saya paham niat Pak Andi, tapi saya rasa ada cara lain yang lebih baik untuk menanamkan rasa kejujuran pada siswa. Jangan sampai mereka merasa tertekan dengan cara seperti itu.
Baca Juga: Pohon 17 Meter Tumbang di Minggiran Jogja, Timpa 5 Motor dan Gerobak
Menyontek Masalah Lama Di Dunia Pendidikan
Viral di Surabaya Menyontek adalah masalah klasik yang hampir selalu muncul di setiap ujian atau tes di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan siswa tergoda untuk menyontek. Mulai dari ketidaksiapan mereka dalam menghadapi ujian, tekanan dari teman sebaya, hingga rasa takut terhadap kegagalan. Dalam banyak kasus, menyontek dianggap sebagai cara instan untuk mendapatkan nilai baik tanpa usaha maksimal. Namun, masalah ini tentunya bukanlah solusi yang sehat dan jangka panjang dalam dunia pendidikan.
Menurut beberapa penelitian, menyontek dapat merusak nilai kejujuran dan integritas siswa. Dalam dunia pendidikan yang ideal, ujian adalah kesempatan bagi siswa untuk mengukur sejauh mana mereka menguasai materi pelajaran. Namun. Ketika menyontek menjadi pilihan, bukan hanya siswa yang dirugikan, tetapi juga sistem pendidikan itu sendiri. Tindakan menyontek juga bisa memberikan contoh buruk bagi siswa lainnya, yang mungkin merasa bahwa berbohong atau curang adalah cara yang sah untuk meraih sukses.
Dampak Psikologis Dan Sosial Dari Tindakan Pak Andi
Tentu saja, ada dampak psikologis yang bisa ditimbulkan oleh tindakan seperti yang dilakukan oleh Pak Andi. Meskipun banyak siswa yang merasa terkejut, beberapa di antaranya mungkin merasakan tekanan dan ketegangan berlebih selama ujian. Penggunaan topeng yang menyeramkan bisa menciptakan suasana yang tidak nyaman, terutama bagi siswa-siswa yang mungkin sudah cemas atau gugup menjelang ujian.
Psikolog pendidikan, Dr. Fitriani, menjelaskan bahwa dalam dunia pendidikan, menciptakan suasana yang aman dan kondusif untuk belajar adalah hal yang penting. Meskipun niatnya baik untuk menghindari kecurangan, tapi pendekatan seperti ini bisa menambah rasa cemas dan ketakutan pada siswa. Mereka bisa merasa diawasi secara berlebihan, yang justru bisa mengganggu fokus mereka dalam mengerjakan soal.
Solusi Alternatif Untuk Mengatasi Menyontek Di Sekolah
Viral di Surabaya Meskipun tindakan Pak Andi menarik perhatian banyak orang. sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh para guru untuk mencegah menyontek di kelas tanpa harus menggunakan metode ekstrem seperti memakai topeng. Beberapa alternatif yang lebih humanis dan efektif untuk menangani masalah menyontek di sekolah antara lain:
- Membangun Hubungan yang Baik dengan Siswa: Salah satu cara terbaik untuk mengurangi menyontek adalah dengan menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa dihargai dan didukung oleh guru. Mereka cenderung lebih jujur dan termotivasi untuk belajar dengan cara yang benar. Pendekatan yang bersifat empatik ini lebih efektif dalam jangka panjang.
- Ujian yang Menantang dan Kreatif: Mengganti ujian tradisional dengan ujian yang lebih kreatif dan aplikatif. Seperti proyek kelompok atau tes berbasis masalah, bisa menjadi alternatif untuk mengurangi kecurangan. Dengan cara ini, siswa dituntut untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi dengan cara yang lebih mendalam.
Kesimpulan
Kejadian viral di Surabaya, di mana seorang guru mengenakan topeng untuk mencegah murid-muridnya menyontek saat ujian. Mengundang perhatian luas dan menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh Pak Andi. Seorang guru di sebuah SMP di Surabaya, bisa dilihat dari dua sisi sebagai inovasi kreatif untuk menegakkan kejujuran dalam ujian. Dan juga sebagai pendekatan yang berpotensi menciptakan ketegangan psikologis di kalangan siswa. Kejadian ini membuka perdebatan mengenai bagaimana cara yang efektif dan manusiawi dalam menangani masalah klasik. Dalam dunia pendidikan yaitu menyontek tanpa menciptakan ketakutan atau tekanan yang berlebihan.
Pertama-tama, kita perlu mengakui bahwa menyontek adalah masalah yang cukup umum di banyak sekolah. Berbagai faktor, mulai dari ketidaksiapan siswa hingga tekanan akademis yang tinggi. Bisa mendorong mereka untuk mencari jalan pintas melalui menyontek. Dalam konteks ini, tindakan Pak Andi untuk menggunakan topeng dapat dilihat sebagai bentuk usaha yang kreatif dan tidak konvensional untuk menangani masalah ini. Ketahui lebih banyak tentang berita terkini hanya dengan klik link berikut ini viralfirstnews.com.