Viral Guru Gunting Seragam Siswa SMP di Sragen: Sekolah Beri Penjelasan!
Peristiwa viral tentang seorang guru SMP di Sragen yang gunting seragam siswa menjadi perhatian luas masyarakat dan media sosial.
Kejadian ini memicu banyak pro-kontra hingga akhirnya pihak sekolah dan Dinas Pendidikan memberikan klarifikasi resmi. Berikut ini KEPPOO INDONESIA akan membahas ulasan lengkap terkait insiden tersebut, latar belakang peristiwa, alasan tindakan guru, dan respons dari berbagai pihak.
Kronologi Peristiwa
Insiden tersebut terjadi di SMP PGRI 5 Sukodono, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Video yang memperlihatkan seorang guru perempuan memotong seragam sekolah salah satu siswa menjadi viral di media sosial setelah diunggah pada 19 April 2025 pagi.
Dalam rekaman tersebut, sang guru memotong seragam siswa yang dianggap tidak sesuai dengan aturan sekolah. Karena memakai seragam dari sekolah lama yang masih mengandung gambar dan tulisan yang dianggap tidak pantas. Peristiwa ini bermula setelah upacara bendera pada 17 Februari 2025, saat guru bernama Anggrek Anggrayani melakukan pemotongan seragam sesuai permintaan orang tua siswa.
Alasan Pemotongan Seragam
Penjelasan dari guru dan pihak sekolah mengungkapkan bahwa siswa yang bersangkutan menggunakan seragam pindahan dari SMP sebelumnya. Seragam yang telah ditetapkan oleh SMP PGRI 5 Sukodono, seragam lama itu mengandung gambar dan tulisan yang dinilai kurang pantas. Termasuk simbol geng dan kalimat yang tidak sesuai nilai sekolah.
Siswa tersebut sudah beberapa kali diberi peringatan agar tidak lagi memakai seragam lama dan menggantinya dengan seragam baru yang telah dibelikan oleh orang tuanya. Namun, tetap menggunakan seragam lama sehingga guru kemudian diminta orang tua untuk memotong seragam tersebut sebagai bentuk penegakan aturan dan edukasi kepada siswa lain.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Reaksi dan Klarifikasi Pihak Guru
Guru yang melakukan pemotongan, Anggrek Anggrayani, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang muncul akibat videonya viral. Ia mengungkapkan bahwa pemotongan ini dilakukan atas permintaan orang tua murid. Sebagai bentuk teguran agar siswa lain tidak meniru penggunaan seragam yang tidak sesuai.
Video itu diunggah dengan tujuan edukasi dan bukan untuk mempermalukan siswa. Anggrek juga menghapus video tersebut sekitar 12 jam setelah diunggah atas arahan komite sekolah. Ia menambahkan, sudah berkomunikasi langsung dengan orang tua siswa dan mendapat izin mereka untuk melakukan tindakan serta mengunggah sebagai dokumentasi.
Baca Juga:
Tanggapan Sekolah dan Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen serta pihak sekolah memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Dinas Pendidikan menegaskan pentingnya guru bertindak profesional dalam menangani masalah siswa. Meski tindakan memotong seragam dianggap kurang tepat karena dilakukan secara terbuka, dinas tidak berencana memberikan hukuman langsung kepada guru.
Sebaliknya, mereka akan memberikan surat himbauan dan teguran kepada yayasan agar kejadian serupa tidak terulang. Sekolah juga menegaskan bahwa pengawasan dan komunikasi dengan siswa dan orang tua menjadi prioritas untuk mencegah masalah serupa di masa depan.
Kontroversi dan Dampak di Media Sosial
Video pemotongan seragam ini memicu beragam reaksi dari netizen di media sosial. Sebagian mendukung tindakan guru karena dianggap sebagai penegakan disiplin dan aturan sekolah. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik karena menilai pemotongan seragam secara fisik dapat mempermalukan siswa dan berdampak negatif pada psikologis mereka.
Perdebatan ini memunculkan diskusi lebih luas tentang batas penegakan aturan di lingkungan pendidikan dan perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dalam mendidik siswa. Kontroversi ini juga menjadi perhatian Dinas Pendidikan yang kemudian turun tangan melakukan klarifikasi dan pengawasan.
Kesimpulan
Kejadian viral guru gunting seragam siswa SMP ini memberikan pembelajaran penting bagi sekolah, guru, dan orang tua siswa. Pertama, komunikasi yang intensif antara sekolah dengan orang tua diperlukan agar aturan sekolah bisa dipahami dan diikuti bersama.
Kedua, guru diharapkan menangani pelanggaran disiplin siswa dengan cara yang lebih profesional dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap psikologis siswa. Ketiga, pentingnya sosialisasi tentang aturan seragam yang berlaku agar tidak terjadi kebingungan atau kesalahpahaman di kalangan siswa.
Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Sragen telah berkomitmen meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik tentang berita terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya di Berita Viral.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari rri.co.id
- Gambar Kedua dari detik.com