Viral! Lansia Aniaya Perempuan di Transjakarta Karena Emosi dan Lapar
Kasus kekerasan seorang lansia aniaya seorang perempuan di Halte Transjakarta menjadi perhatian publik beberapa waktu lalu.
Pria tersebut, yang berusia 69 tahun, mengakui bahwa tindakannya didorong oleh emosi yang memuncak akibat lapar dan tekanan hidup yang sedang dialaminya. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas peristiwa ini membuka diskusi penting mengenai faktor-faktor yang dapat memicu emosi berlebihan pada lansia dan bagaimana masyarakat serta pihak berwajib.
Kronologi Kejadian di Halte Transjakarta
Peristiwa ini terjadi di Halte Taman Anggrek, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Video insiden tersebut sempat viral di media sosial, memperlihatkan seorang pria lansia marah dan menganiaya seorang perempuan penumpang Transjakarta. Dalam rekaman video, terlihat pelaku menunjuk-nunjuk dan meneriaki korban dengan kata-kata kasar, termasuk menyebut korban sebagai “teroris”.
Pria lansia tersebut juga sempat memukul dan menendang perempuan itu saat cekcok terjadi. Kejadian ini bermula ketika korban dan pelaku berada dalam satu bus Transjakarta, dan konflik tiba-tiba muncul tanpa alasan jelas dari pihak korban.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS, Segera download!

Penyebab Emosi Sang Pelaku
Polisi menyelidiki latar belakang kejadian dan memperoleh pengakuan dari pelaku bahwa emosinya dipicu oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab utama adalah rasa lapar yang menyiksa karena pelaku belum makan sejak pagi hari. Kondisi ini membuat pelaku menjadi sangat sensitif dan mudah terpancing emosi.
Selain lapar, pelaku juga mengalami tekanan pikiran terkait keterlambatan pembayaran uang kost yang menjadi beban hidupnya. Ditambah lagi, pelaku tengah terburu-buru mengambil bantuan sosial (bansos) untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Kombinasi dari kondisi fisik dan tekanan psikologis tersebut mendorong pelaku kehilangan kendali sehingga melakukan tindakan kekerasan.
Baca Juga:
Dampak dan Respons Dari Pihak Berwenang
Setelah video viral dan mendapat perhatian luas, polisi segera mengamankan pelaku pada pagi hari setelah kejadian. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Grogol Petamburan, AKP Muhammad Aprino Tamara, menyatakan bahwa pelaku lansia tersebut sempat diperiksa dan diberi penjelasan mengenai konsekuensi dari perbuatannya.
Polisi juga bekerja sama dengan Transjakarta untuk mengantisipasi kejadian serupa. Dengan memasukkan pelaku ke dalam daftar hitam sehingga tidak lagi diperbolehkan menggunakan layanan Transjakarta di masa depan. Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang lain serta mencegah potensi kekerasan berulang.
Penyelesaian Kasus Secara Kekeluargaan
Menariknya, setelah proses hukum berjalan, kedua pihak – pelaku dan korban – akhirnya bertemu di kantor polisi dan sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini secara damai. Korban memutuskan mencabut laporan dugaan penganiayaan setelah dilakukan mediasi dan pembicaraan yang intensif.
Penyelesaian secara kekeluargaan ini menjadi contoh bahwa dalam beberapa kasus kekerasan yang melibatkan emosi tinggi, pendekatan humanis mampu membawa hasil positif bagi semua pihak. Hal ini juga meredakan ketegangan yang sempat muncul di masyarakat akibat viralnya video tersebut.
Faktor Penyebab Emosi Pada Lansia
Kasus ini menyoroti fenomena yang kerap terjadi pada lansia, yakni mudah terpancing emosi terutama ketika mengalami kondisi fisik dan psikologis yang kurang stabil. Lapar merupakan salah satu pemicu emosi yang terbukti signifikan, sebab saat tubuh kekurangan asupan makanan.
Hormon dan kadar gula darah bisa turun drastis sehingga menyebabkan perasaan tidak nyaman, mudah marah, dan stres. Ditambah lagi, proses penuaan membawa perubahan fisik dan psikologis yang menantang. Lansia sering mengalami kesulitan menerima perubahan tersebut, yang kemudian berimbas pada respons emosional dan perilaku yang tidak menentu.
Kesimpulan
Kasus pria lansia yang aniaya perempuan di halte Transjakarta karena dorongan emosi akibat lapar. Tekanan hidupnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peka memahami kondisi psikologis orang di sekitar, terutama lansia yang rentan.
Pendekatan humanis, dukungan sosial, dan langkah preventif menjadi kunci untuk mencegah kekerasan yang didasari oleh stres dan emosi yang tidak terkelola baik. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik tentang berita terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya di Berita Viral.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari megapolitan.kompas.com
- Gambar Kedua dari mediaindonesia.com