Viral! Seorang Ilmuwan Jadi Gila dan Serang Rekannya Saat Terisolasi di Antartika
Baru-baru ini terdapat kabar yang mengejutkan dimana Ilmuwan Antartika jadi gila dan serang rekannya sendiri, Ini merupakan sebuah kisah memprihatinkan yang datang dari benua paling terpencil dan ekstrem di dunia.
Tim ilmuwan asal Afrika Selatan yang bertugas di pangkalan penelitian Sanae IV mengalami kejadian tak terduga akibat isolasi berbulan-bulan. Diduga, lingkungan keras menjadi pemicu gangguan mental pada salah satu anggota tim, hingga berujung pada penyerangan terhadap rekan-rekannya. Insiden ini memicu kekhawatiran tentang dampak psikologis isolasi dan kondisi ekstrem terhadap para peneliti di Antartika.
Pangkalan Riset Sanae IV
Sanae IV adalah pangkalan penelitian milik Afrika Selatan yang terletak di Vesleskarvet, Queen Maud Land, Antartika. Pangkalan ini merupakan bagian dari Program Antartika Nasional Afrika Selatan (SANAP). Lokasinya yang terpencil, sekitar 4.000 km dari Afrika Selatan, dengan kondisi cuaca yang ekstrem membuat para ilmuwan yang bertugas di sana terisolasi dari dunia luar selama berbulan-bulan.
Pangkalan ini biasanya dihuni oleh staf yang tinggal selama musim dingin Antartika, sekitar 13 bulan. Tim yang bertugas di Sanae IV terdiri dari berbagai ahli, termasuk dokter, mekanik, insinyur, teknisi meteorologi, dan fisikawan. Mereka melakukan berbagai penelitian ilmiah, seperti pengumpulan data cuaca untuk pemantauan iklim, studi atmosfer, dan survei geologi.
Kondisi ekstrem di Antartika, dengan suhu yang sangat rendah dan waktu yang lama dihabiskan di ruang tertutup, dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para ilmuwan.
Insiden di Sanae IV
Kabar mengejutkan datang dari Sanae IV pada akhir pekan lalu. Sebuah email dari seorang peneliti mengungkapkan bahwa seorang ilmuwan jadi gila dan serang rekannya dan ancaman pembunuhan. Menteri Lingkungan Hidup Afrika Selatan, Dion George, mengkonfirmasi bahwa departemennya sedang menyelidiki tuduhan tersebut dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi tersebut.
Menurut laporan dari Sunday Times Afrika Selatan, orang yang membuat tuduhan tersebut mengatakan bahwa perilaku pelaku telah meningkat ke titik yang sangat mengganggu. Pelaku diduga telah menyerang secara fisik seorang rekan, yang merupakan pelanggaran berat terhadap keselamatan pribadi dan norma-norma di tempat kerja. Selain itu, pelaku juga mengancam akan membunuh rekan lainnya, menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan intimidasi.
“Sangat disesalkan, perilaku [dia] telah meningkat ke titik yang sangat mengganggu. Secara khusus, dia menyerang secara fisik [nama disamarkan], yang merupakan pelanggaran berat terhadap keselamatan pribadi dan norma-norma di tempat kerja,” kata surat kabar Sunday Times Afrika Selatan, yang pertama kali melaporkan kejadian tersebut, melansir The Guardian, Jumat (21/3).
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Respon Pemerintah Afrika Selatan
Pemerintah Afrika Selatan segera mengambil tindakan setelah menerima laporan tentang insiden di Sanae IV. Menteri Lingkungan Hidup Dion George mengkonfirmasi bahwa psikolog dan ahli lainnya sedang melakukan komunikasi langsung dengan tim peneliti di sana.
Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan psikologis kepada para peneliti dan membantu meredakan ketegangan di pangkalan. Departemen Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki klaim pelecehan seksual.
Pihak berwenang menekankan bahwa mereka tidak berencana untuk membawa kembali anggota tim mana pun ke Cape Town, tetapi mereka telah mengaktifkan rencana tanggap darurat untuk melibatkan individu-individu yang terlibat melalui para profesional terlatih untuk memediasi dan memulihkan hubungan di pangkalan.
Dampak Psikologis Isolasi di Antartika
Insiden di Sanae IV menyoroti dampak psikologis yang signifikan dari isolasi dan kondisi ekstrem terhadap para peneliti yang bertugas di Antartika. Lingkungan yang keras, kurangnya kontak dengan dunia luar. Dan hidup dalam kelompok kecil di ruang tertutup dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi.
Profesor psikologi kesehatan kerja di Birmingham City University, Craig Jackson, menjelaskan bahwa hal-hal kecil dapat memicu konflik di lingkungan terpencil seperti Antartika. Masalah hierarki, alokasi beban kerja, waktu luang, atau bahkan porsi makanan dapat dengan cepat membesar menjadi sesuatu yang jauh lebih besar.
Baca Juga: Penemuan Bayi Mammoth Berusia 50.000 Tahun di Lapisan Es Rusia
Pencegahan dan Dukungan Untuk Mental Para Peneliti
Untuk mengatasi tantangan psikologis di Antartika, program penelitian biasanya melakukan evaluasi psikologis terhadap para calon peneliti sebelum mereka ditugaskan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa mereka mampu mengatasi isolasi dan dapat bekerja serta hidup dengan orang lain di ruang terbatas.
Selain itu, dukungan psikologis juga diberikan selama masa tugas di Antartika. Psikolog dan ahli lainnya melakukan komunikasi rutin dengan para peneliti untuk memantau kesehatan mental mereka dan memberikan dukungan jika diperlukan. Program-program ini juga berupaya untuk meningkatkan komunikasi dan menyediakan fasilitas rekreasi untuk membantu para peneliti mengatasi stres dan kebosanan.
Insiden Kekerasan di Pangkalan Antartika
Insiden di Sanae IV bukanlah kejadian pertama kekerasan di pangkalan penelitian Antartika. Pada tahun 1959, seorang ilmuwan di Stasiun Vostok Rusia diduga menyerang rekannya dengan kapak es setelah kalah bermain catur. Pada tahun 2018, stasiun penelitian Rusia lainnya menjadi lokasi penikaman.
Kejadian-kejadian ini menunjukkan bahwa isolasi dan kondisi ekstrem di Antartika dapat memicu kekerasan dan perilaku menyimpang. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan dukungan psikologis bagi para peneliti yang bertugas di sana.
Antartika dan Luar Angkasa
Kondisi ekstrem dan isolasi yang dialami oleh para peneliti di Antartika memiliki kesamaan dengan tantangan yang dihadapi oleh para astronot dalam misi jangka panjang di luar angkasa. Oleh karena itu, pelajaran yang didapat dari insiden di Sanae IV dan pangkalan penelitian Antartika lainnya dapat memberikan wawasan berharga untuk mempersiapkan dan mendukung para astronot dalam misi luar angkasa di masa depan.
Penting untuk mengembangkan metode skrining psikologis yang lebih canggih untuk para astronot dan memberikan pelatihan yang memadai tentang cara mengatasi stres dan konflik di lingkungan terpencil. Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan menyediakan fasilitas rekreasi untuk membantu para astronot menjaga kesehatan mental mereka selama misi jangka panjang.
Kesimpulan
Antartika terus menjadi lokasi penting untuk penelitian ilmiah yang relevan dengan perubahan iklim, geologi, dan astrofisika. Namun, penting untuk memastikan bahwa para peneliti yang bertugas di sana aman dan sejahtera. Insiden di Sanae IV menjadi pengingat bahwa kesehatan mental para peneliti harus menjadi prioritas utama.
Dengan meningkatkan upaya pencegahan dan dukungan psikologis, serta mengembangkan strategi untuk mengatasi konflik dan kekerasan, kita dapat memastikan bahwa para peneliti di Antartika dapat terus melakukan pekerjaan penting mereka dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Kisah dari pangkalan Sanae IV ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia penelitian dan eksplorasi di lingkungan ekstrem.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di KEPPOO INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari Okezon
2. Gambar Kedua dari Kompas.com