Marak Pemerasan WNI di Bandara Don Mueang, Kepala Imigrasi Bangkok Dipecat!
Kasus pemerasan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand, baru-baru ini menggemparkan publik.
Kabar ini pertama kali mencuat setelah sejumlah WNI yang baru tiba di Bandara Don Mueang melaporkan adanya oknum petugas imigrasi yang meminta sejumlah uang dengan dalih yang tidak jelas.
Modusnya beragam, mulai dari mempersulit proses pemeriksaan dokumen hingga mengancam akan mendeportasi jika tidak memberikan sejumlah uang. Para korban umumnya adalah WNI yang kurang familiar dengan aturan keimigrasian Thailand atau yang memiliki kendala bahasa.
Kronologi Kasus Pemerasan di Bandara Don Mueang
Kasus ini bermula dari keluhan sejumlah WNI yang membagikan pengalaman pahit mereka di media sosial. Cerita-cerita ini kemudian viral dan menarik perhatian media massa serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok.
KBRI Bangkok kemudian melakukan investigasi mendalam dan menemukan bukti-bukti yang menguatkan adanya praktik pemerasan yang terstruktur di Bandara Don Mueang.
Kami menerima banyak laporan dari WNI yang merasa diperas oleh oknum petugas imigrasi di Bandara Don Mueang, ujar Duta Besar RI untuk Thailand, Rachmat Budiman, dalam keterangan persnya.
Setelah kami telusuri, ternyata memang ada indikasi praktik yang tidak benar. Kami kemudian berkoordinasi dengan pemerintah Thailand untuk menindaklanjuti masalah ini, lanjutnya.
Hasil investigasi KBRI Bangkok menunjukkan bahwa praktik pemerasan ini telah berlangsung cukup lama dan melibatkan sejumlah oknum petugas imigrasi. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan dan kerentanan para WNI untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Jumlah uang yang diminta bervariasi, mulai dari beberapa ratus hingga ribuan Baht, tergantung pada kemampuan korban.
Imbauan KBRI Bangkok
Menanggapi kasus ini, KBRI Bangkok mengimbau seluruh WNI yang akan berkunjung ke Thailand untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri dengan baik. Pastikan semua dokumen perjalanan lengkap dan valid, serta pahami aturan keimigrasian yang berlaku.
Jika mengalami tindakan yang mencurigakan atau merasa diperas oleh oknum petugas imigrasi, jangan ragu untuk melapor ke KBRI Bangkok atau pihak berwajib setempat.
Kami menghimbau kepada seluruh WNI untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya kepada orang yang tidak dikenal, ujar Rachmat Budiman. Jika ada yang meminta uang atau melakukan tindakan yang mencurigakan, segera laporkan kepada kami atau pihak berwajib. Kami akan memberikan bantuan dan perlindungan semaksimal mungkin, tambahnya.
KBRI Bangkok juga membuka hotline pengaduan khusus bagi WNI yang menjadi korban pemerasan di Bandara Don Mueang. Hotline ini aktif 24 jam dan siap menerima laporan dari siapa pun yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga:
Tindakan Pemerintah Thailand
Mendapat laporan dari KBRI Bangkok, pemerintah Thailand langsung bergerak cepat. Perdana Menteri Thailand saat itu, Prayut Chan-o-cha, memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan menjanjikan tindakan tegas terhadap siapa pun yang terlibat.
Kami tidak akan mentolerir praktik korupsi dan pemerasan dalam bentuk apa pun, tegas Prayut dalam pernyataan resminya. Siapa pun yang terbukti bersalah akan dihukum seberat-beratnya, tambahnya.
Sebagai langkah awal, Kepala Imigrasi Bangkok langsung dicopot dari jabatannya. Langkah ini diambil untuk memastikan proses investigasi berjalan transparan dan tanpa intervensi. Selain itu, sejumlah petugas imigrasi yang diduga terlibat juga dinonaktifkan dan menjalani pemeriksaan intensif.
Pemerintah Thailand sangat menyesalkan kejadian ini, ujar juru bicara pemerintah Thailand dalam konferensi pers. Kami meminta maaf kepada seluruh WNI yang menjadi korban pemerasan. Kami berjanji akan menindak tegas para pelaku dan memastikan kejadian serupa tidak akan terulang lagi, lanjutnya.
Dampak Pada Hubungan Indonesia-Thailand
Kasus pemerasan ini sempat menimbulkan ketegangan antara Indonesia dan Thailand. Namun, berkat respons cepat dan tindakan tegas yang diambil oleh pemerintah Thailand, hubungan kedua negara berhasil diselamatkan.
Pemerintah Indonesia mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Thailand dan berharap kasus ini bisa menjadi momentum untuk memperbaiki sistem keimigrasian di Thailand secara keseluruhan.
Kami sangat menghargai respons cepat dan tindakan tegas yang diambil oleh pemerintah Thailand, ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Thailand. Kami berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga dan tidak akan terulang lagi di masa depan, tambahnya.