|

Fakta Mengejutkan! Alasan Pendidikan Indonesia Tidak Bisa Semaju Negara Tetangga

bagikan

Pendidikan adalah salah satu fondasi utama kemajuan sebuah bangsa. Namun, tahukah kamu ada sebuah alasan pendidikan Indonesia tidak bisa semaju negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Ini Alasan Pendidikan Indonesia Tidak Bisa Semaju Negara Tetangga

Hal ini menjadi perhatian serius para pengamat dan praktisi pendidikan. Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyatakan bahwa ketidakjelasan arah dan sering berubahnya kebijakan pendidikan menjadi penyebab utama kondisi ini. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan mengupas secara komprehensif berbagai faktor yang membuat pendidikan Indonesia belum mampu sejajar dengan negara tetangga.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Ketidakjelasan Arah dan Kebijakan Pendidikan yang Berubah-Ubah

Menurut Ubaid Matraji, salah satu hambatan terbesar dalam dunia pendidikan Indonesia adalah tidak dimilikinya peta jalan pendidikan jangka panjang yang disepakati bersama oleh berbagai pemangku kepentingan. Sering kali kebijakan pendidikan berubah drastis setiap kali terjadi pergantian menteri pendidikan tanpa didasari oleh kajian ilmiah yang mendalam.

Ubaid menjelaskan, “Kita kalah jauh dengan Malaysia, dan seterusnya, kita masih terburuk lah di Asia Tenggara ini gitu. Penyebab apa? Ya karena gak jelas kita mau mengarah ke mana. Presiden atau menteri pendidikan itu punya imajinasi yang berbeda-beda. Imajinasinya beda, tujuannya beda, cara menuju tujuannya juga beda,“. Perbedaan visi dan tujuan ini menyebabkan tidak konsistennya kebijakan pendidikan serta membuat pelaksanaan program-program pendidikan menjadi tidak maksimal.

Perubahan Kebijakan yang Tidak Konsisten dan Dampaknya

Fenomena pergantian kebijakan yang terjadi secara berulang dan tanpa landasan jelas membawa dampak negatif pada dunia pendidikan Indonesia. Ubaid mencontohkan kasus penghapusan penjurusan di tingkat SMA yang awalnya dihapus oleh satu menteri kemudian diputuskan untuk dihidupkan kembali oleh menteri berikutnya. Begitu pula dengan kebijakan ujian nasional (UN), yang sempat dihapuskan dan kemudian diaktifkan kembali.

Selain itu, program-program prioritas seperti program Guru Penggerak yang diluncurkan oleh menteri sebelumnya juga dibubarkan dan digantikan oleh kebijakan lain yang kurang terencana. “Ini kalau diteruskan, nanti kurikulum merdeka yang baru diketok akhir tahun kemarin nanti juga pasti akan dihapus lagi. Ganti lagi. Kita gak pernah punya peta jalan. Nah, yang gak beresnya, nanti ada pergantian menteri, nanti kebijakannya diganti lagi,” kata Ubaid.

Ketidakstabilan kebijakan ini menyulitkan sekolah dan peserta didik untuk berkembang secara optimal. Dampaknya, “Korbannya kan peserta didik, korbannya ya kualitas pendidikan kita. Bukannya maju, malah mundur terus,” tegasnya.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Kurangnya Penggunaan Data dan Kajian Ilmiah

Selain permasalahan ketidakjelasan dan ketidakstabilan kebijakan, pendidikan Indonesia dinilai tidak memanfaatkan data dan hasil asesmen nasional secara optimal. Indonesia telah memiliki data yang cukup lengkap untuk melakukan pemetaan mutu pendidikan dan merancang intervensi yang tepat. Namun, data tersebut jarang digunakan secara efektif oleh sekolah maupun dinas pendidikan.

“Data itu saat ini posisinya kan tidak digunakan oleh sekolah, tidak digunakan oleh dinas pendidikan untuk melakukan pemetaan dan juga peningkatan berdasarkan data yang ada,” ujar Ubaid. Ketiadaan pemanfaatan data membuat penentuan kebijakan pendidikan seringkali bersifat ad hoc dan subjektif, sehingga kualitas pendidikan tidak mengalami perbaikan yang signifikan.

Pengaruh Pergantian Menteri terhadap Kebijakan Pendidikan

Pergantian menteri pendidikan yang relatif sering di Indonesia turut mempengaruhi ketidakstabilan arah kebijakan pendidikan. Setiap menteri baru biasanya membawa visi dan agenda baru yang berbeda dengan pendahulunya. Alhasil, kebijakan yang sedang berjalan kerap dihentikan atau diubah secara drastis.

Situasi ini bertentangan dengan kebutuhan pendidikan yang memerlukan peta jalan jangka panjang dan stabil untuk memastikan perbaikan mutu yang berkelanjutan. Karena pendidikan adalah proses yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai hasil, perubahan kebijakan yang kerap terjadi menyebabkan program pendidikan menjadi tidak fokus dan sulit diukur keberhasilannya.

Perbandingan Dengan Sistem Pendidikan Negara Tetangga

Singapura dan Malaysia yang menjadi contoh negara tetangga dengan sistem pendidikan yang lebih maju, memiliki pendekatan yang lebih stabil dan terencana dalam kebijakan pendidikan. Mereka memiliki visi pendidikan jangka panjang yang disepakati bersama dan konsisten dalam pelaksanaannya.

Sistem pendidikan di negara-negara tersebut juga berorientasi pada data dan bukti ilmiah dalam menetapkan dan mengembangkan kebijakan pendidikan. Konsistensi tersebut memberikan dampak positif seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia dan prestasi pendidikan yang diakui secara internasional.

Baca Juga: Program Gabus: Aiptu Abang Dukung Pendidikan Anak di Papua Dengan Mengajarkan Membaca

Pentingnya Peta Jalan Pendidikan Jangka Panjang

Pentingnya Peta Jalan Pendidikan Jangka Panjang

Adanya peta jalan pendidikan jangka panjang yang jelas sangat penting bagi kemajuan pendidikan nasional. Peta jalan tersebut berfungsi sebagai panduan yang mempersatukan visi, tujuan, serta strategi pelaksanaan pendidikan yang bisa diterapkan secara konsisten, meskipun terjadi pergantian pengambil kebijakan.

Peta jalan ini juga harus dibuat berdasarkan kajian ilmiah dan analisis data yang mendalam, agar program-program pendidikan yang dijalankan benar-benar efektif dan sesuai kebutuhan peserta didik serta perkembangan zaman.

Dampak Ketidakstabilan Kebijakan Terhadap Peserta Didik

Salah satu pihak yang paling dirugikan akibat ketidakjelasan arah dan sering berubahnya kebijakan pendidikan adalah peserta didik. Kurikulum yang berubah-ubah, kebijakan ujian yang tidak menentu, dan minimnya perhatian pada kualitas guru berdampak langsung pada pembelajaran di sekolah.

Peserta didik menjadi bingung dengan tuntutan yang selalu berubah sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan prestasi akademik mengalami stagnasi atau bahkan penurunan. Hal ini berkontribusi pada rendahnya kualitas pendidikan Indonesia secara keseluruhan.

Rekomendasi untuk Memperbaiki Sistem Pendidikan Indonesia

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, diperlukan beberapa langkah strategis:

  • Penetapan Peta Jalan Pendidikan Jangka Panjang: Pemerintah harus segera mengembangkan dan menetapkan peta jalan yang jelas dengan melibatkan berbagai pihak seperti akademisi, praktisi, serta masyarakat luas.
  • Konsistensi Kebijakan: Kebijakan pendidikan perlu dijaga konsistensinya agar tidak berubah setiap kali ada pergantian menteri, sehingga program yang sudah berjalan bisa berkelanjutan dan dievaluasi efektifitasnya.
  • Penggunaan Data secara Optimal: Data hasil asesmen nasional dan survei pendidikan lainnya harus digunakan untuk menentukan kebijakan yang berbasis bukti guna meningkatkan mutu pendidikan.
  • Peningkatan Kualitas Guru dan Infrastruktur: Selain perbaikan kebijakan, peningkatan kualitas guru dan fasilitas pendidikan harus menjadi prioritas untuk mendukung proses belajar yang efektif.
  • Pelibatan Stakeholder: Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting dalam membangun sistem pendidikan yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan nyata.

Kesimpulan

Alasan pendidikan Indonesia tidak bisa semaju negara tetangga bukan semata-mata karena kekurangan sumber daya, tetapi lebih disebabkan oleh ketidakjelasan arah. Sering berubahnya kebijakan tanpa kajian yang memadai, dan kurangnya pemanfaatan data secara optimal. Pergantian menteri yang terlalu sering memperparah kondisi ketidakstabilan ini sehingga pendidikan nasional sulit berkembang secara optimal dan berkelanjutan.

Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pemerintah harus segera memastikan adanya peta jalan pendidikan jangka panjang yang disepakati bersama, menjaga konsistensi kebijakan. Serta menggunakan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini menjadi kunci untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia dan menjadikannya sejajar bahkan unggul dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Dengan langkah tersebut, diharapkan pendidikan Indonesia dapat memberikan kualitas pembelajaran yang lebih baik, membentuk generasi masa depan yang berkualitas, dan mendorong kemajuan bangsa secara menyeluruh.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi update terbaru lainnya hanya di KEPPOO INDONESIA.


Sumber Informasi Gambar:

1. Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
2. Gambar Kedua dari kompasiana.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *