KKB Berulah, Warga Sipil Jadi Korban, TNI Diminta Bertindak!
Warga sipil jadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam serangan yang terjadi di wilayah Papua, meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Anggota Komisi I DPR, Amelia Anggraini, mendesak TNI untuk mengevaluasi strategi pengamanan di Papua setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang guru dan tenaga kesehatan. Amelia menekankan perlunya strategi yang lebih terintegrasi dan efektif untuk melindungi guru, tenaga kesehatan, dan warga sipil, terutama setelah serangan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo.
Insiden ini menyebabkan evakuasi 46 guru dan tenaga kesehatan ke wilayah yang lebih aman seperti Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan Sentani, Kabupaten Jayapura. Dibawah ini KEPPOO INDONESIA akan membahas tentang KKB berulah, warga sipil jadi korban, TNI diminta bertindak!
Strategi Pengamanan yang Lebih Terintegrasi dan Efisien
Menanggapi serangan terbaru, anggota Komisi I DPR RI. Amelia Anggraini, dengan tegas mendesak TNI untuk merancang ulang strategi pengamanan di Papua. Amelia menekankan perlunya pendekatan yang lebih terintegrasi, efektif, dan efisien, khususnya dalam melindungi para guru, tenaga kesehatan, dan warga sipil yang rentan.
“Kami mendorong pemerintah dan TNI untuk mendesain ulang strategi pengamanan di Papua yang lebih terintegrasi, efektif, dan efisien, terutama dalam perlindungan bagi tenaga guru, nakes, serta warga sipil,” ujar Amelia, saat dimintai konfirmasi, Senin (24/3/2025).
Desakan ini mencerminkan keprihatinan yang mendalam atas berulangnya serangan terhadap mereka yang bertugas memberikan pelayanan penting bagi masyarakat Papua. Amelia menambahkan bahwa negara tidak boleh tunduk pada aksi teror dan harus menjamin keamanan serta stabilitas bagi seluruh warga Papua.
“Langkah ini harus segera dilakukan, negara tidak boleh tunduk dengan aksi teror. Kami tidak akan membiarkan saudara kita di Papua hidup dalam ketakutan, sebab hal ini bakal mengganggu stabilitas nasional,” sambung dia.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Serangan KKB Tindakan di Luar Batas Perikemanusiaan
Amelia Anggraini dengan tegas mengutuk serangan KKB terhadap guru dan tenaga kesehatan sebagai tindakan yang melampaui batas perikemanusiaan. Ia menyatakan bahwa membunuh guru dan menyerang tenaga kesehatan adalah perbuatan yang tidak dapat ditoleransi.
“Kita semua sepakat keberadaan guru dan nakes di Papua adalah untuk mendukung kesejahteraan dan pembangunan bagi masyarakat Papua. Ini tindakan keji, bukan lagi serangan biasa, tapi sudah menjadi ancaman bagi keutuhan dan kedaulatan NKRI,” tegas Amelia. Menurutnya, tindakan ini bukan hanya sekadar serangan biasa, tetapi merupakan ancaman serius terhadap keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga:
Dampak Serangan Trauma dan Evakuasi
Serangan KKB telah menyebabkan trauma mendalam bagi para korban dan keluarga mereka. Pemerintah didesak untuk memberikan dukungan psikologis dan memastikan penanganan yang komprehensif bagi mereka yang terdampak. Sebagai respons terhadap serangan tersebut, sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yahukimo dievakuasi ke wilayah yang lebih aman.
Seperti Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan Sentani, Kabupaten Jayapura. Evakuasi ini dilakukan pada Sabtu, 22 Maret 2025, menggunakan Pesawat Perintis milik Adventist Aviation Indonesia. Langkah ini diambil setelah serangan KKB terhadap enam orang guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat, 21 Maret 2025. Keenam korban, yang bertugas di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) dan Puskesmas Anggruk, dikabarkan tewas akibat serangan tersebut.
Respon TNI-Polri dan Imbauan kepada Masyarakat
Menyusul serangan tersebut, tim gabungan TNI-Polri segera melakukan evakuasi terhadap delapan guru dan tenaga kesehatan yang menjadi korban KKB di Distrik Anggruk, Yahukimo, ke Jayapura. Evakuasi ini melibatkan personel TNI di bawah Kogabwilhan dan Polri di bawah Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, serta Polda Papua. Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, mengecam tindakan KKB sebagai tindakan biadab dan keji.
Karena menyasar para pendidik dan tenaga medis yang mengabdikan diri untuk kemajuan Papua. “Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua,” tegas Brigjen Faizal Ramadhani. Faizal juga menilai bahwa tindakan KKB merupakan upaya teror untuk menghambat pembangunan dan kemajuan Papua, terutama di sektor pendidikan. Ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing oleh provokasi yang dilakukan oleh KKB. Ia juga menambahkan bahwa aparat keamanan akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah-wilayah rawan. Yusuf menyebutkan bahwa situasi di Distrik Anggruk kini berangsur terkendali dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan kepada warga terdampak.
Daftar Korban yang Dievakuasi
Berikut adalah daftar delapan korban yang berhasil dievakuasi:
- Rosalia Rerek Sogen, perempuan, guru, Suku Flores (Timor), meninggal dunia (MD)
- Doinisiar Taroci More, perempuan, guru, Suku Flores
- Vantiana Kambu, perempuan, guru, Suku Papua, Sorong
- Paskalia Peni Tere Liman, perempuan, guru, Suku Flores
- Fidelis De Lena, laki-laki, guru, Suku Flores
- Kosmas Paga, laki-laki, guru, Suku Flores
- Penus Lepi, laki-laki, guru, Suku Kimial, asli Yahukimo, Papua (dipulangkan dari RSAD Marthen Indey karena dinyatakan sehat)
- Irawati Nebobohan, perempuan, tenaga kesehatan asal NTTDua korban lainnya, Lenike Saban (guru) dan Erens (petani), tidak ikut dievakuasi atas permintaan sendiri karena merasa kondisi sudah aman.
Refleksi dan Langkah ke Depan
Tragedi ini menjadi momentum penting bagi pemerintah dan TNI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi pengamanan di Papua. Perlindungan terhadap warga sipil, terutama para pekerja kemanusiaan, harus menjadi prioritas utama. Selain pendekatan keamanan yang lebih efektif, perlu juga adanya upaya yang lebih komprehensif dalam mengatasi akar masalah konflik di Papua, termasuk melalui dialog, pembangunan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang kembali dan Papua dapat menjadi wilayah yang aman, damai, dan sejahtera bagi seluruh warganya. Ikutin terus perjalan kami dalam memberikan Informasi terbaru dan terlengkap tentang Warga Sipil Jadi Korban KKB.
Sumber informasi gambar:
- Gambar Pertama dari
- Gambar Kedua dari Espos.id
- Gambar ketiga dari Tribratanews Polri