Perbandingan Baru Resiko Penyakit Akibat Rokok Elektrik dan Tembakau
Resiko penyakit akibat rokok elektrik dan tembakau menjadi perhatian penting seiring dengan populernya rokok elektrik atau vape sebagai alternatif pengganti rokok tembakau konvensional.
Banyak orang beralih ke vape dengan harapan dapat mengurangi dampak buruk rokok tembakau terhadap kesehatan. Namun, pertanyaan krusialnya adalah apakah rokok elektrik benar-benar lebih aman dan mampu menurunkan risiko penyakit? Untuk menjawabnya, mari kita telaah lebih dalam berdasarkan hasil penelitian terbaru.
Rokok Elektrik
Rokok elektrik, yang juga dikenal sebagai vape, hadir sebagai inovasi modern di tengah upaya pengurangan dampak buruk rokok konvensional. Cara kerjanya adalah dengan memanaskan cairan nikotin yang terisi di dalam perangkat, sehingga menghasilkan uap (aerosol) yang dapat dihirup pengguna.
Berbeda dengan rokok tembakau yang membakar daun tembakau, rokok elektrik tidak menghasilkan tar dan karbon monoksida dua zat berbahaya utama yang biasa ditemukan dalam asap rokok tradisional. Meski demikian, klaim bahwa vape lebih aman masih perlu dikaji dengan hati-hati.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aerosol dari rokok elektrik mengandung berbagai senyawa organik berbahaya dan nikotin dalam kadar yang tidak kalah berisiko dibandingkan rokok tembakau. Nikotin pada vape tetap dapat menyebabkan kecanduan, meningkatkan tekanan darah, dan memicu penyakit kardiovaskular.
Selain itu, penggunaan jangka panjang rokok elektrik dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan serta risiko penyakit paru kronis seperti PPOK.
Rokok Tembakau
Rokok tembakau merupakan produk yang mengandung ribuan zat berbahaya, termasuk tar, karbon monoksida, dan nikotin yang sangat adiktif serta berkontribusi pada berbagai penyakit serius seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit jantung, dan kanker. Penggunaan rokok tembakau secara rutin secara signifikan meningkatkan risiko gangguan fungsi paru-paru, tekanan darah tinggi, dan penyakit kronis lainnya.
Meskipun ada alternatif seperti rokok elektrik, penggunaan rokok tembakau tetap menimbulkan dampak kesehatan yang besar, terutama jika digunakan bersamaan dengan rokok elektrik, yang dapat memperparah risiko penyakit.
Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

Penelitian John Hopkins Medicine Mengungkap Risiko Rokok Elektrik
Sebuah tim peneliti dari John Hopkins Medicine melakukan sebuah studi komprehensif untuk menilai risiko kesehatan akibat penggunaan rokok elektrik. Penelitian ini menyoroti hubungan signifikan antara konsumsi rokok elektrik dengan dua kondisi kesehatan serius, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan tekanan darah tinggi pada orang dewasa berusia 30 sampai 70 tahun.
Dalam studi yang dirilis pada 2025 dan dipublikasikan di jurnal Nicotine and Tobacco Research, penelitian ini menggunakan data dari hampir 250.000 individu yang beragam selama empat tahun. Analisis ini fokus pada efek eksklusif dari penggunaan rokok elektrik serta kombinasi penggunaan rokok elektrik dan rokok tembakau.
Rokok Elektrik dan Rokok Tembakau Sama-Sama Tingkatkan Risiko PPOK
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa baik rokok elektrik maupun rokok tembakau konvensional sama-sama meningkatkan risiko pengidap PPOK. PPOK adalah penyakit paru kronis yang menyebabkan gangguan aliran udara dan sesak napas dalam jangka panjang. Ini merupakan salah satu penyakit pernapasan yang serius dan berkaitan erat dengan kebiasaan merokok.
Lebih jauh, penelitian menemukan bahwa risiko ini semakin tinggi jika seseorang memakai kedua jenis rokok tersebut secara bersamaan, yaitu rokok elektrik dan rokok tembakau.Kombinasi ini memperkuat prevalensi PPOK, menunjukkan risiko kesehatan yang lebih besar bila penggunaan keduanya dilakukan secara bersamaan.
Baca Juga: KBRI Seoul Puji 3 WNI Penyelamat Kebakaran, Korea Beri Visa Khusus
Meningkatnya Penggunaan Rokok Elektrik di Amerika Serikat
Penggunaan rokok elektrik di Amerika Serikat menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan, terutama di kalangan dewasa muda dan remaja. Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa persentase pengguna vape naik dari 3,7 persen pada tahun 2020 menjadi 4,5 persen pada tahun 2021.
Peningkatan ini menimbulkan keprihatinan serius karena rokok elektrik. Meskipun dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau, tetap membawa risiko kesehatan yang signifikan. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat memicu berbagai masalah kesehatan, khususnya terkait dengan fungsi paru-paru dan tekanan darah tinggi. Sehingga makin menambah kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang penggunaannya.
Selain itu, terdapat fakta penting bahwa hampir tiga dari sepuluh pengguna rokok elektrik dewasa juga merupakan perokok tembakau aktif. Suatu pola yang dikenal sebagai dual use atau penggunaan ganda. Kebiasaan ini sangat berisiko karena tubuh secara bersamaan terpapar zat-zat berbahaya dari kedua produk tersebut, yang memperbesar potensi kerusakan pada organ-organ vital, khususnya paru-paru dan jantung.
Bahaya Rokok Elektrik yang Tidak Boleh Diabaikan
Salah satu kesalahpahaman umum adalah bahwa rokok elektrik lebih aman karena tidak menggunakan proses pembakaran tembakau. Namun, ternyata aerosol atau uap yang dihasilkan vape mengandung senyawa organik yang berbahaya serta kadar nikotin yang bisa lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional.
Nikotin sendiri bukan hanya membuat ketagihan, tapi juga dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, paparan senyawa kimia lain dalam aerosol vape bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan berpotensi menimbulkan penyakit kronis lain.
Dampak Kesehatan Jangka Panjang Masih Perlu Diteliti Lebih Lanjut
Walaupun berbagai penelitian telah mengungkapkan potensi risiko serius yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik. Pemahaman menyeluruh mengenai dampak kesehatan jangka panjang dari vape masih belum cukup. Hal ini disebabkan rokok elektrik merupakan teknologi yang relatif baru dibandingkan dengan rokok tembakau yang telah lama diteliti secara mendalam.
Beberapa efek negatif yang sudah diketahui meliputi gangguan fungsi paru-paru dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Namun kemungkinan adanya dampak lain yang belum terdeteksi masih terbuka lebar. Para ahli mendorong pentingnya pelaksanaan studi jangka panjang yang lebih luas dan mendalam untuk memantau berbagai dampak kesehatan yang mungkin muncul seiring waktu.
Fokus penelitian tidak hanya pada penyakit paru dan jantung. Tetapi juga pada gangguan metabolik, perubahan molekuler dalam jaringan tubuh, serta kemungkinan risiko penyakit kronis lainnya. Pemantauan berkelanjutan ini sangat penting untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif bagi pembuat kebijakan dan masyarakat.
Kesimpulan
Berdasarkan bukti yang ada, resiko penyakit akibat rokok elektrik dan tembakau keduanya sangat buruk bagi kesehatan yang nyata dan tidak bisa dianggap aman. Meski vape diposisikan sebagai alternatif bagi perokok yang ingin berhenti dari rokok tembakau. Risiko yang terkait dengan penggunaan vape tetap signifikan dan semakin meningkat apabila digunakan bersamaan dengan rokok tembakau.
Hal terbaik untuk kesehatan adalah menghindari keduanya sama sekali. Jika Anda saat ini menggunakan salah satu atau kedua jenis rokok tersebut dan ingin berhenti. Disarankan untuk mencari bantuan dari tenaga medis atau program penghentian merokok profesional agar usaha Anda berhasil dan sehat.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi update terbaru lainnya hanya di KEPPOO INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari tirto.id
2. Gambar Kedua dari alodoketr.com