RSUP H. Adam Malik Hentikan Dokter Anak Ketua IDAI Sumut, Ini Alasannya

bagikan

RSUP H. Adam Malik mengumumkan secara resmi pengakhiran kerja sama pelayanan medis dengan dr. Rizky Adriyansyah pada awal Mei 2025.

RS Adam Malik Hentikan Dokter Anak Ketua IDAI Sumut, Ini Alasannya
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan seorang dokter anak yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara, dr. Rizky Adriansyah.

Keputusan sepihak ini menuai berbagai reaksi. Mengingat posisi strategis dr. Rizky dalam dunia medis pediatri dan keterlibatannya dalam organisasi profesi yang sangat berpengaruh.

Dibawah ini akan membahas secara mendalam latar belakang, alasan, dan implikasi dari pemecatan tersebut.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Latar Belakang Kasus

Dr. Rizky Adriansyah bukan sosok sembarangan dalam dunia medis anak. Sebagai Ketua IDAI Sumut, ia dipercaya memimpin organisasi profesi yang bertugas menjaga dan mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan anak di wilayah tersebut.

Namun, baru-baru ini RSUP H Adam Malik mengambil keputusan mengejutkan dengan menghentikan kerja sama dengan dr. Rizky secara sepihak.

Pemberhentian ini terjadi tanpa pemberitahuan atau penjelasan yang transparan kepada yang bersangkutan. Sehingga menimbulkan pertanyaan banyak pihak terkait dasar hukum dan alasan dari tindakan tersebut.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Dugaan Keterkaitan Dengan Sikap Organisasi IDAI

Meski RSUP H Adam Malik belum memberikan penjelasan resmi yang rinci mengenai alasan pemecatan dr. Rizky. Muncul sejumlah spekulasi yang berkaitan dengan dinamika internal rumah sakit dan hubungan antara dokter dengan institusi.

Ada dugaan bahwa pemberhentian ini berhubungan erat dengan kritik yang dilontarkan dr. Rizky terhadap kebijakan mutasi dokter yang diterapkan di rumah sakit tersebut.

Sebagai Ketua IDAI Sumut, dr. Rizky diketahui aktif menyuarakan pendapat tentang tata kelola tenaga medis dan prosedur mutasi yang dianggap kurang adil oleh sebagian kalangan.

Selain itu, terdapat pula spekulasi bahwa pemecatan terkait dengan sikap organisasi IDAI yang menolak kebijakan tertentu di lingkungan rumah sakit. Termasuk isu pengambilalihan kolegium yang kontroversial.

Dr. Rizky sendiri menduga bahwa keputusan untuk menghentikan kerja samanya berkaitan dengan penolakan ini. Meskipun pihak rumah sakit tidak secara terbuka mengonfirmasi hal tersebut.

Baca Juga: Skandal Aset Unipa, Petrus Minta DPRD Sikka Bongkar Dugaan Manipulasi

Proses dan Respons Dr. Rizky

Proses dan Respons Dr. Rizky
Menurut pengakuan dr. Rizky, sejak Desember 2024, telah terjadi proses pembungkaman terhadapnya yang diawali dengan mutasi sepihak tanpa alasan jelas.

Ketegangan antara dokter dan Kemenkes semakin meningkat ketika Dr. Rizky menyuarakan keberatan atas mutasi ketua umum IDAI, dr. Piprim, melalui media sosial. Ucapan kritis tersebut kemudian menjadi salah satu pemicu pemberhentian kerja samanya di RS Adam Malik.

Dr. Rizky menegaskan dirinya tidak mengetahui alasan pasti pemecatan tersebut dan menyatakan akan menempuh jalur hukum atas tindakan yang dianggapnya tidak adil dan melanggar hak-hak profesi.

Ia pun sudah melaporkan kejadian tersebut ke berbagai pihak di institusinya. Seperti Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tempatnya berstatus ASN.

Meski begitu, dr. Rizky juga menegaskan tidak ada masalah pribadi dengan manajemen RSUP H. Adam Malik. Dan ia mengucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit.

Namun, ia menolak keputusan pengakhiran kerjasama secara sepihak dan berharap jalur hukum dapat memberikan keadilan dan klarifikasi atas kasus ini.

Respons IDAI Sumut

Kasus penghentian kerja sama dokter anak yang juga Ketua IDAI Sumut ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara institusi kesehatan dan tenaga medis profesional.

Pemecatan yang dinilai kontroversial berpotensi menimbulkan dampak pada iklim kerja para dokter serta kepercayaan publik terhadap institusi medis tersebut.

Lebih jauh, kasus ini menjadi contoh penting tentang pentingnya transparansi. keadilan dan komunikasi yang baik dalam manajemen sumber daya manusia di sektor kesehatan.

Dari perspektif profesionalisme, insiden ini mengingatkan bahwa elite medis yang berposisi sebagai pemimpin organisasi profesi juga menghadapi tantangan dalam menjalankan peran dualnya. Baik sebagai praktisi medis maupun sebagai aktor yang mengkritisi kebijakan institusi.

Keseimbangan antara kepentingan institusi dan independensi profesi harus dirawat dengan bijak agar tidak terjadi konflik yang merugikan kedua belah pihak.

Respons dari Pihak Terkait

Hingga saat ini, pihak RSUP H Adam Malik diketahui belum memberikan pernyataan resmi yang menanggapi tuduhan kurangnya transparansi dalam proses pemecatan tersebut. Sementara itu, dr. Rizky memilih untuk menempuh jalur hukum sebagai upaya pembelaan terhadap hak dan reputasinya.

Langkah ini menandai adanya ketegangan yang belum terselesaikan antara dokter dengan institusi rumah sakit yang selama ini menjadi tempatnya berkontribusi dalam dunia medis.

Organisasi IDAI, di bawah kepemimpinan dr. Rizky, juga menunjukkan sikap kritis terhadap pemecatan ini. IDAI menolak kebijakan dan tindakan yang dinilai merugikan anggota dan mengancam independensi profesi medis anak di Sumatera Utara.

Sebagai institusi yang menaungi dokter anak. IDAI berperan penting dalam memberikan suara kolektif dalam isu-isu strategis yang menyangkut kesejahteraan dan profesionalisme dokter anak.

Simak dan ikuti terus KEPPOO INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari medan.kompas.com
  • Gambar Kedua dari www.waspada.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *